KTNA: Semangat Petani Menjadi Kunci dalam Meningkatkan Produktivitas Pertanian
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor, menekankan bahwa menjaga semangat petani sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan mereka tetapi juga berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan.
"Faktor utama dalam peningkatan produksi adalah menjaga semangat petani dengan mengoptimalkan teknologi budidaya dan pasca panen. Inilah semangat yang terus kami tanamkan kepada petani padi agar mereka dapat berkontribusi dalam swasembada pangan," ujar Yadi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut menanggapi proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperkirakan produksi beras nasional pada Januari-Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton, meningkat 52,32 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 5,69 juta ton.
Yadi menegaskan bahwa semangat utama dalam peningkatan produksi adalah optimalisasi teknologi pertanian dan pasca panen agar hasil pertanian semakin maksimal dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Ia juga menyatakan bahwa KTNA mendukung penuh langkah pemerintah dalam menghentikan impor beras, sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat ketahanan pangan nasional serta membuktikan bahwa Indonesia mampu mencapainya secara mandiri.
Lebih lanjut, Yadi mengungkapkan bahwa KTNA telah terbiasa beradaptasi dengan perubahan iklim serta fluktuasi harga pangan yang kerap terjadi, tanpa menyebabkan dampak signifikan terhadap produktivitas pertanian.
Selain itu, KTNA mengapresiasi berbagai kebijakan pemerintah yang pro-petani, seperti subsidi pupuk, penyediaan benih unggul, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.
Melalui langkah-langkah tersebut, KTNA berharap sektor pertanian dapat berkembang lebih baik dan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan petani.
Menurut Yadi, kesejahteraan petani tidak hanya bergantung pada peningkatan produksi, tetapi juga pada stabilitas harga gabah. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah konsisten dalam menjaga harga Gabah Kering Panen (GKP) serta memastikan penyerapan gabah dilakukan secara optimal dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
"Kesejahteraan petani hanya bisa tercapai jika pemerintah tetap konsisten menjaga harga gabah kering panen. Pemerintah wajib menyerap gabah, bukan hanya beras," tegasnya.
Load more