AS-China Lagi Perang Dagang, Berdampak ke Yuan yang Makin Loyo
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China semakin memanas dan sangat berdampak pada Yuan.
Hal ini disebabkan oleh keputusan China untuk menerapkan tarif balasan terhadap impor barang dari AS sebagai tanggapan atas tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Langkah China ini diambil hanya beberapa jam setelah Trump mengenakan tambahan tarif sebesar 10% pada seluruh impor dari China pada Selasa lalu.
Sebelumnya, Trump telah berulang kali memperingatkan China agar lebih serius dalam menghentikan aliran obat-obatan terlarang ke AS, terutama fentanyl dan opioid yang mematikan serta berkontribusi pada krisis kesehatan di negara tersebut.
Sebagai respons, Kementerian Keuangan China mengumumkan tarif sebesar 15% untuk impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS, serta tarif 10% untuk minyak mentah, peralatan pertanian, dan beberapa jenis kendaraan.
Dampak dari perang dagang ini terlihat pada pelemahan nilai tukar Yuan. Dolar AS menguat lebih dari 0,5% terhadap Yuan dan mencapai nilai tertingginya setelah perdagangan resmi dibuka.
Meskipun Bank Rakyat Tiongkok menetapkan nilai Yuan lebih tinggi, kebijakan ini tidak berdampak signifikan karena dalam perdagangan, mata uang tersebut tetap diperdagangkan dalam kisaran 2% dari nilai tengah yang ditetapkan.
Yuan luar negeri (offshore yuan) nyaris tidak mengalami perubahan di angka 7,2892 per dolar pada hari Rabu, setelah sebelumnya sempat anjlok ke rekor terendah 7,3765 per dolar di awal pekan.
Sementara itu, dolar Australia, yang sering dianggap sebagai proksi likuid bagi Yuan, mengalami sedikit pelemahan ke angka $0,6247, meskipun masih bertahan dengan kenaikan 0,47% pada perdagangan sebelumnya. Dolar Selandia Baru terakhir diperdagangkan di angka $0,5653.
Di pasar mata uang yang lebih luas, volatilitas mulai mereda setelah gejolak awal pekan akibat tarif tinggi yang diberlakukan Trump terhadap mitra dagang utama AS. Tarif untuk Meksiko dan Kanada ditangguhkan setelah adanya negosiasi.
Dolar AS mengalami pelemahan, memberikan sedikit kelonggaran bagi mata uang lain yang sebelumnya tertekan, seperti euro, yang kembali naik di atas level $1,02 dan terakhir diperdagangkan di $1,0374. (nsp)
Load more