Jakarta, tvOnenews.com - Kurs rupiah terhadap dolar AS yang diperdagangkan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 32 poin atau 0,20 persen, turun dari Rp16.198 per dolar AS menjadi Rp16.230 per dolar AS.
Menurut pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, pelemahan rupiah yang terjadi pada pembukaan perdagangan Jumat pagi menunjukkan bahwa pasar masih merespons sejumlah sentimen penguatan dolar, seperti kebijakan ekonomi Trump, konflik geopolitik, potensi kebijakan suku bunga AS yang lebih ketat, perlambatan ekonomi di China, dan lainnya.
“Pelemahan rupiah kemarin terhadap dolar AS kelihatannya menunjukkan bahwa pasar masih mengantisipasi beberapa sentimen penguat dolar yang masih bertahan seperti kebijakan ekonomi Trump, konflik geopolitik, kebijakan suku bunga AS yang mungkin akan mengurangi ekspektasi pemangkasan, perlambatan ekonomi China dan lain-lain,” kata Ariston kepada ANTARA di Jakarta, Jumat (3/1/2025).
Ia menambahkan bahwa ketahanan pasar tenaga kerja ini dapat mendorong Federal Reserve untuk mempertimbangkan tidak menurunkan suku bunga acuan karena kondisi ekonomi yang masih solid.
Indeks dolar AS juga tercatat naik dari 108,55 ke kisaran 109,20 pada Jumat pagi, memperkuat dolar AS lebih lanjut. Ariston memprediksi rupiah berpotensi melemah menuju level resisten Rp16.250, dengan support di sekitar Rp16.150.
Senada, analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, juga memperkirakan pelemahan rupiah dalam rentang Rp16.150-Rp16.300 per dolar AS. Ia menegaskan bahwa data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan turut memperkuat posisi dolar. (ant/nsp)
Load more