Jakarta, tvonenews.com - Untuk mendukung program Presiden Prabowo Subianto mewujudkan kemandirian energi nasional, Indonesia harus bisa meningkatkan lifting migas (minyak dan gas bumi) serta mengurangi impor minyak.
Hal tersebut diungkapkan Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat bertemu Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Bamsoet menyebut bahwa kemandirian energi tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi peningkatan perekonomian nasional dan mendukung stabilitas ekonomi nasional.
"Di tengah realitas konsumsi Migas dalam negeri yang terus meningkat, upaya untuk meningkatkan lifting Migas dan mengurangi ketergantungan pada impor sangatlah krusial,” kata Bamsoet.
Saat ini, konsumsi migas nasional mencapai 1,6 juta barrel per hari, sementara lifting migas hanya sekitar 600.000 barel per hari. “Hal ini membuktikan adanya gap yang signifikan antara potensi dan realisasi produksi, yang dipenuhi dengan mengandalkan impor sebanyak 1 juta barrel per hari," ujar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini memaparkan, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa hingga pertengahan Oktober 2024, produksi minyak dalam negeri tercatat sebesar 578.842 barrel per hari, jauh di bawah target 635.000 barrel per hari untuk tahun 2024.
Padahal, pada tahun 1968, produksi minyak Indonesia pernah mencapai 599.000 barrel per hari, dengan puncaknya pada tahun 1977 mencapai 1.685.000 barrel per hari. Setelah tahun 1991, produksi Migas Indonesia terus mengalami penurunan bertahap.
Load more