Sri Mulyani juga menjelaskan ada kenaikan tajam yield obligasi pemerintah AS (dalam 10 tahun) setelah kemenangan Trump. Kenaikan yield tersebut mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kebijakan fiskal yang lebih ketat dan potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.
Kenaikan US Treasury bakal memberikan pengaruh besar pada suku bunga global dan meningkatkan biaya pinjaman bagi negara berkembang.
"Nilai tukar Rupiah melemah 2,80% ytd per (9/12), sementara yield SBN kembali dalam tren meningkat sejak akhir Oktober 2024 di tengah volatilitas global yang tinggi. Yield SBN meningkat sebesar 45 bps secara ytd (per 9/12)," ujar Sri Mulyani.
3. Capital Flow ke Indonesia
Selain itu, Sri Mulyani juga memaparkan data pergerakan modal asing yang masuk dan keluar dari Indonesia. Berdasarkan kesimpulannya, ada indikasi bahwa pasca kemenangan Trump, aliran modal keluar dari pasar negara berkembang termasuk Indonesia menjadi lebih besar. Penurunan signifikan dalam aliran modal asing terlihat, khususnya pada pasar obligasi negara dan saham.
"Aliran modal asing mencatatkan outflow selama bulan November (8,64 T) dan berlanjut hingga Desember 2024, secara ytd, aliran modal asing masih mencatatkan net inflow dengan nilai total sebesar Rp232,62 T, terdiri dari net inflow SBN Rp92,53 T (29/11), saham Rp52,61 T (29/11), dan SRBI Rp181,53 T (29/11)," imbuh Sri Mulyani.
4. Meningkatnya Ketegangan Global
Load more