Boyolali, Jawa Tengah – Dampak dari mahalnya harga kedelai, para perajn tahu dan tempe di Boyolali, Jawa Tengah, mulai menyiasati dengan mengurangi ukuran tahu dan tempe.
“Kami hanya bisa bertahan untuk bisa memproduksi tempe dan nanti kalau sudah tidak bisa bertahan, ya terpaksa menaikan harga jual," kata Sriyanta saat ditemui dirumahnya, Rabu (16/2/2002).
Sriyanta yang mulai menjadi perajin tempe sejak 2019 mengatakan, bahwa saat ini harga kedelai sudah menembus harga Rp11.000 perkilo, para perajin sudah tidak bisa mendapatkan keuntungan.
“Biasanya saya setiap hari produksi tiga kwintal, karena harga kedelai saat ini mahal kita kurang menjadi 2,5 kwintal,” ucapnya.
Hal yang sama dikatakan oleh perajin tahu lainnya, Suwarno, bahwa dengan adanya kenaikan harga kedelai sangat berdampak kepada perajin tahu. Karena para perajin tahu juga terkena dampak dari mahal dan sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng.
“Belum selesai masalah minyak goreng, kini perajin tahu mulai kena dampak dari kenaikan harga kedelai,” katanya.
Load more