Budi menyebut bahwa adanya peninjauan teknologi kesehatan (Heatlh Technology Assessment/HTA), sebagai upaya memonitor inovasi obat yang diciptakan.
Selain itu, katanya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berupaya untuk mempercepat proses sertifikasi obat-obat agar inovasi-inovasi di layanan kesehatan dapat segera diakses publik.
Dia berharap BPOM dapat meningkatkan performanya terkait pemberian sertifikasi dan izin edar obat inovatif.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan akan mempercepat proses sertifikasi obat, dari yang awalnya 300 hari kerja menjadi hanya 90 hari kerja.
Ia juga membuka peluang kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri untuk mendapatkan produk baru yang inovatif dari riset.
Menurut Taruna, para mahasiswa memiliki ide-ide bagus, namun terkendala uang. Sementara itu, industri sulit berinovasi, karena selalu berpikir tentang sisi bisnis. (ant/nba)
Load more