Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membidik Uni Eropa untuk menjadi target pasar ekspor produk perikanan.
Besarnya produk perikanan yang masuk ke Uni Eropa itu menjadi alasan kuat incaran Indonesia. Namun, terdapat kendala dalam target tersebut.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Ishartini mengatakan Uni Eropa intens mengimpor produk perikanan jenis ikan trout dan salmon. Sementara Indonesia tidak memiliki komoditas itu.
"Indonesia menarget komoditas lain seperti cumi-sotong-gurita, udang dan rumput laut yang merupakan komoditas yang juga diterima di Uni Eropa. Indonesia punya banyak komoditas itu," jelas dia.
Dalam kondisi terbaru, dia mengaku Indonesia baru ia mengatakan Indonesia baru memasok komoditas perikanan di Uni Eropa sebesar 1 persen saja. Hal itu membuat Indonesia berada di urutan ke-20 pengekspor perikanan di Uni Eropa.
"Saat ini pemasok perikanan Uni Eropa adalah Norwegia dengan pangsa 33,1 persen. Sedangkan Indonesia hanya 1 persen," kata dia.
Dalam satu 1 itu, lanjut dia, Indonesia mengekspor tuna-cakalang senilai US$101,42 juta, cumi-sotong-gurita senilai US$59,883, disusul dengan komoditas udang, rumput laut dan kepiting.
Dia menyebut, alasan baru satu persennya produk perikanan Indonesia ke Uni Eropa adalah karena masalah tarif dan non tarif.
Non tarif berkenaan dengan syarat-syarat perikanan yang bisa masuk ke Uni Eropa, sedangan tarif adalah kerena Uni Eropa membebankan tarif bea masuk sebesar 20 persen. (vsf)
Load more