Jakarta, tvOnenews.com - Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) Indonesia Anindya Bakrie mengungkapkan keinginan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese untuk menguatkan investasi Australia di kawasan ASEAN atau Asia Tenggara.
Australia merasa berkolaborasi dengan ASEAN tak hanya dilakukan dari sisi penguatan ekonomi, akan tetapi juga mengenai sisi keamanan regional. Maka dari itu, Australia akan berkolaborasi dengan negara-negara ASEAN dalam hal memperbesar perdagangan dan investasi, serta memelihara keamanan dan perdamaian kawasan.
Selain Anindya, acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa CEO dari negara-negara ASEAN dan Australia. Turut hadir juga Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh dan beberapa menteri dari negara ASEAN.
Setelah menghadiri undangan PM Australia, Anindya Bakrie yang juga menjabat sebagai Ketua Asia-Pacific Economic Coorporation (APEC) BAC Indonesia, turut hadir dalam sesi acara “ASEAN Outlook on Indo-Pacific” yang termasuk dalam rangkaian acara dari “ASEAN Business and Investment Summit (BIS) 2024”.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yang hadir mewakili Presiden Joko Widodo untuk memberikan keynote address dengan memfokuskan beberapa poin penting. Di antaranya mengenai penguatan peran ASEAN sebagai pusat dan penggerak utama kerja sama, perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, serta mendorong ASEAN Outlook on Indo-Pacific yang pembentukannya diinisiasi Indonesia saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun lalu.
Ma’ruf Amin berharap agar ASEAN adaptif dalam merespons isu-isu terkini dan masa depan, termasuk isu transisi energi, digital ekonomi, dan kecerdasan buatan, dalam bingkai konektivitas dan resiliensi.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga turut hadir dalam acara tersebut dan memberikan beberapa keynote address. Usai menjadi pembicara, Justin kemudian mendatangi dan menyapa Anindya.
Sebagai mitra kerja tujuh tahun terakhir di APEC, Justin menyampaikan komitmen Kanada untuk melanjutkan kerja sama bidang ekonomi dengan Indonesia di era pemerintahan baru Prabowo – Gibran.
Keduanya bersepakat untuk membahas kerja sama tersebut dalam forum APEC di Lima, Peru, yang akan diselenggarakan pada 10-16 November 2024 mendatang.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia 2024 – 2029 Bidang Perdagangan Internasional sekaligus sebagai ASEAN BAC Indonesia Alternate Chair Bernardino Moningka Vega juga hadir sebagai panelis diskusi, mewakili Indonesia.
Acara ASEAN Outlook on Indo-Pacific diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerja sama dengan Kadin Indonesia dan dimoderatori oleh Country Director of Tony Blair Institute for Global Change Shuhaela Fabya Haqim.
Sebelumnya, Kamis (10/10), Anindya Bakrie menjadi keynote speaker dalam ASEAN BIS 2024. Dalam paparannya, Anindya menekankan enam prioritas ASEAN dalam menghadapi multi-krisis global dengan target pertumbuhan ekonomi ASEAN, yaitu transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan layanan kesehatan, memperkuat ketahanan pangan, serta meningkatkan konektivitas antar-negara ASEAN.
Pagi harinya, Kamis (10/10), Anindya Bakrie terlebih dulu menghadiri undangan dalam sesi acara “Networking Breakfast Session with Prime Minister of Cambodia, Lao PDR, and Vietnam” di Hotel Latsavong Wanda Vista.
Acara tersebut digawangi langsung oleh Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, dan Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính.
Turut hadir mendampingi Anindya yaitu ASEAN BAC Indonesia Alternate Chair Bernardino Moningka Vega, sekaligus sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Indonesia 2024 – 2029, dan Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi dan Komunikasi Kadin Indonesia 2024 – 2029, Erwin Aksa.
Sebagai pimpinan ASEAN BAC Indonesia, Anindya juga mengadakan pertemuan bilateral dengan pimpinan maupun delegasi ASEAN BAC Brunei Darussalam, Malaysia, Timor Leste, Filipina, dan ASEAN-UK BAC.
Juga bertemu dengan pejabat pemerintahan dan pejabat internasional di antaranya dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, President of the European Council Charles Michel, dan Executive Chairman of the World Economic Forum Klaus Schwab. (nsp)
Load more