“Dari total 1,2 triliun rupiah per hari, sekitar 85%-nya akan digunakan untuk membeli bahan baku pertanian. Ini akan mengalirkan uang kembali ke masyarakat,” tambahnya.
Dadan juga menyoroti bahwa kurangnya likuiditas di pedesaan selama ini menjadi salah satu masalah ekonomi di Indonesia.
Melalui program ini, likuiditas di daerah akan meningkat karena peredaran uang yang lebih merata.
Sebagai contoh, satu unit layanan yang melayani 3.000 anak membutuhkan sekitar 200 kg beras, 350 kg ayam atau 3.000 butir telur, dan 350 kg sayur setiap harinya.
“Selain itu, dibutuhkan 600 liter susu setiap hari. Bayangkan, satu unit layanan saja sudah membutuhkan jumlah bahan yang sangat besar. Jika program ini sudah berjalan penuh, akan ada 30.000 unit layanan di seluruh Indonesia yang melayani ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, hingga anak sekolah dari PAUD sampai SMA, termasuk juga santri di sekolah keagamaan,” lanjut Dadan.
Dia juga menjelaskan bagaimana kebutuhan pangan yang besar ini akan menjadi peluang bagi petani lokal.
"Jika satu unit layanan memerlukan 350 kg sayuran setiap hari, koperasi atau BUMDes bisa mengoordinasikan petani untuk menanam bayam, kangkung, caisim, dan sayuran lainnya sesuai jadwal agar kebutuhan harian unit layanan terpenuhi."
Load more