Jakarta, tvOnenews.com - Kinerja industri otomotif telah mengalami stagnasi selama lebih dari satu dekade. Angka penjualan mobil nasional bahkan telah mengalami stagnasi selama lebih dari sepuluh tahun terakhir.
Selama berhasil menembus level 1 juta unit di tahun 2012 lalu, kinerja penjualan mobil nasional memasuki masa stagnasi. Bahkan tahun ini, kinerja penjualan mobil diperkirakan kembali anjlok hingga ke bawah level 1 juta unit, atau kembali ke masa 13 tahun lalu.
Bahkan, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, total penjualan mobil nasional (whole sales/ dari pabrikan) selama semester I-2024 tercatat sebesar 408.012 unit, atau anjlok hingga 19,4 persen dibandingkan dengan penjualan semester I-2023 sebesar 506.427 unit.
Hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI menunjukkan bahwa stagnasi pasar mobil baru setidaknya disebabkan oleh dua faktor, yaitu kenaikan harga mobil serta kondisi pendapatan per kapita.
Riyanto menjelaskan faktor yang berpengaruh paling signifikan terhadap penjualan mobil adalah harga mobil dan pendapatan per kapita.
Menurut hasil riset yang dilakukan oleh LPEM FEB UI bekerja sama dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), pendapatan per kapita hanya naik rata-rata 3,65 persen per tahun dari 2013 hingga 2022. Pertumbuhan penjualan mobil selama kurun itu menurun rata-rata 1,64 persen per tahun.
Sebagai perbandingan, selama periode 2000 hingga 2013 pendapatan per kapita naik rata-rata 28,26 persen per tahun dan penjualan mobil meningkat 21,23 persen per tahun.
Konsumen Mobil Bekas
Seiring dengan lambatnya pertumbuhan pendapatan, konsumen dinilai lebih menyukai untuk membeli mobil bekas. Peningkatan penjualan mobil bekas, terutama di Jawa, juga berpengaruh terhadap pertumbuhan penjualan mobil baru.
Pada tahun 2022, sekitar 65 persen pembeli mobil di Jawa memilih mobil bekas, antara lain karena beda harga yang semakin lebar antara mobil baru dan mobil bekas.
Ketika harga mobil baru semakin tinggi dan pendapatan per kapita kenaikannya tidak sebanding, mobil bekas menjadi pilihan bagi yang menginginkan kendaraan dengan harga terjangkau.
"Pilihannya itu mungkin karena pendapatannya tidak naik tinggi, harga mobil barunya juga cukup besar naiknya, pilihannya akhirnya mobil bekas," kata Riyanto.
"Apalagi, pasar mobil bekas di 10 tahun terakhir ini pembelinya itu tidak beli kucing dalam karung. Sekarang cacatnya dikasih tahu sekarang, digaransi. Jadi sudah relatif transparan," katanya. (ant/hsb)
Load more