Jakarta, tvOnenews.com - Menyusul mangkraknya proyek Meikarta beberapa tahun lalu, kinerja PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terus mengalami penurunan. Bahkan peringkat korporasi pemilik usaha properti Grup Lippo ini terus mengalami penurunan.
"Fitch juga menurunkan peringkat obligasi LPKR dalam bentuk dolar AS yang jatuh tempo pada Januari 2025 dan Oktober 2026, oleh Theta Capital Pte. Ltd, dari 'CCC' menjadi 'C' dengan tingkat Recovery Rating 'RR4'," tulis analis Fitch Anindya Saraswati dalam laporannya pekan lalu.
Menurut Fitch, peringkat nasional LPKR di level "C" ini menunjukkan kondisi seperti gagal bayar atau default, atau proses gagal bayar telah dimulai. Selain itu, peringkat ini mengindikasikan bahwa sarana pendanaan lainnya telah tertutup.
Penurunan peringkat terbaru ini, menurut Fitch dilakukan seiring dengan rencana penawaran tender yang dilakukan oleh LPKR terhadap obligasi 2025 senilai 178 juta dolar AS (75 persen dari obligasi beredar), dan juga atas obligasi 2026 senilai 50 juta dolar AS (26 persen dari obligasi beredar).
Anindya Saraswati mengungkapkan rencana penawaran tender untuk pembelian kembali obligasi yang belum jatuh tempo tersebut, mengisyaratkan kesulitan yang dihadapi LPKR untuk menghindari syarat gagal bayar yang ditetapkan krediturnya, atau merupakan keterpaksaan sesuai dengan distressed debt exchange (DDE).
"Berdasarkan kriteria kami, penawaran tender yang dikombinasikan dengan permintaan persetujuan ini, kami yakini dilakukan untuk menghindari default (gagal bayar), merupakan distressed debt exchange (DDE)," jelasnya.
Kesulitan Pembiayaan
Meski penawaran tender obligasi akan berdampak pada turunnya tingkat utang LPKR, Fitch menilai bahwa LPKR akan tetap menghadapi kesulitan untuk membiayai sisa utang obligasinya yang akan jatuh tempo di tahun 2026.
Untuk obligasi 2026, LPKR berencana untuk menggunakan dana penjualan saham di anak usahanya PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) senilai 49 juta dolar AS. Namun, Fitch menilai jumlah ini masih belum mencukupi, mengingat jumlah sisa utang obligasi 2026 yang diperkirakan mencapai 145,8 juta dolar AS. (hsb)
Saat ini, LPKR mengaku memiliki ketersediaan lahan atau land bank seluas 1.000 hektare. Cadangan lahan ini diyakini lebih dari cukup untuk rencana pengembangan dalam sepuluh tahun terakhir. Selain itu, LPKR juga tercatat memiliki portofolio di sejumlah properti seperti mal dan hotel, serta properti. (hsb)
Load more