Dari bursa komoditas global, harga batubara acuan (Newcastle Coal) sempat naik hingga mencapai 144 dolar AS per ton pada awal Mei lalu. Namun, harga batubara kembali terkoreksi ke level 140 dolar AS per ton, seiring dengan gejolak di pasar keuangan global.
Tekanan terhadap harga batubara terutama dipicu oleh berkurangnya permintaan. Sementara, produksi batubara di Cina telah mencapai level terendahnya sejak Oktober 2022 lalu akibat adanya inspeksi keselamatan yang dilakukan di sejumlah tambang.
Untuk mengimbangi turunnya produksi, Cina sebagai konsumen batubara terbesar dunia, telah menutup kebutuhannya dengan menambah impor, yang sempat memicu kenaikan harga batubara sejak bulan Maret 2024 lalu.
Namun, proyeksi terbaru menunjukkan bahwa kebutuhan batubara Cina akan kembali turun di tahun 2024, kembali menekan harga batubara dunia. Konsumsi batubara di Cina diprediksi turun seiring dengan stagnasi di sektor manufaktur dan properti.
Sejak awal tahun 2024, harga batubara dunia terpantau masih terkoreksi sebesar 2,36 persen. Namun, dalam jangka waktu yang lebih panjang, harga batubara terpantau sudah anjlok hingga 70 persen dari puncaknya pada September 2022 lalu, yang sempat mencapai 457,80 dolar AS per ton. (hsb)
Kenaikan harga batubara di bursa komoditas ini terjadi di tengah harapan meningkatnya permintaan dari konsumen batubara utama dunia, seperti China dan India.
China sebagai impotir dan konsumen batubara terbesar dunia, telah merubah kebijakannya di sektor energi. Di tengah gejolak geopolitik global, negara ini akan meningkatkan pembangkit batubara untuk menjamin keamanan energinya.
Load more