Ditjen Bea Cukai Tingkatkan Penerimaan Negara di 2024, Ini Strategi Yang Akan Ditempuh
- Dok.Kemenkeu
Bea cukai senantiasa mengedepankan sinergi, dengan bersatu padu di bawah naungan NKRI. Arahan Presiden menjadi kunci, bahwa “Ini bukanlah tentang aku atau kamu. Juga bukan kami atau mereka. Bukan soal barat atau timur, selatan atau utara. Sekarang bukan saatnya memikirkan itu semuanya. Tapi ini saatnya memikirkan tentang Bangsa kita bersama. Jangan pernah ragu untuk maju, karena kita mampu jika kita Bersatu”.
Peran Bea Cukai Menuju 2045
Indonesia mencanangkan untuk menjadi negara maju di tahun 2045. Cita-cita yang hanya bisa diraih, dengan kerja keras dan tidak business as usual. APBN sekali lagi menjadi instrumen stimulus ekonomi dan kesejahteraan menuju negara maju tadi. Fungsi stabilisasi APBN harus mampu menjadi shock absorber dalam merespon dinamika perekonomian dan tantangan. Fungsi alokasinya harus dapat mendukung agenda pembangunan. Serta fungsi distribusinya mampu sebagai solusi kesejahteraan masyarakat.
Menuju visi Indonesia Maju 2045, APBN tahun 2024 pun di-design untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Target belanja negara yang mencapai Rp3.325 triliun, dipenuhi dengan pendapatan negara yang Rp2.802 triliun dan pembiayaan Rp522 triliun.
Dengan arsitektur tersebut, APBN diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,2% dengan inflasi yang terjaga di 2,8%.
Salah satu peran bea cukai adalah sebagai kontributor penerimaan negara (revenue collector), sehingga turut mengemban amanat pendapatan negara, yaitu pada Penerimaan Perpajakan.
Target penerimaan DJBC di tahun 2024 yang Rp321 triliun, berkontribusi dalam agenda pembangunan nasional tahun 2024, seperti pembangunan Ibukota Negara Nusantara (IKN) dianggarkan Rp40 trilun. Jangan lupa agenda Pemilihan Umum (Pemilu) yang menyerap Rp 37,4 triliun.
Belum lagi program pencegahan Stunting, dengan intervensi spesifik pada peningkatan gizi ibu hamil serta imunisasi, dan intervensi sensitive pada penyediaan fasilitas kesehatan dan minuman bernutrisi, air minum dan sanitasi layak.
Tunaikan Amanat APBN
Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) di awal bulan lalu, menyatakan bahwa perekonomian nasional triwulan III tahun 2023 tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy). Secara kinerja memang masih positif, namun perlu dicermati persentase pertumbuhan (yoy) yang dibawah titik psikologis yaitu 5%. Mengingat tinggal tersisa satu triwulan lagi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2023, untuk paling tidak berada di atas 5%.
Load more