Yogyakarta, DIY - Kampung Wijilan yang menjadi sentra kuliner khas Gudeg Yogyakarta kembali dipadati wisatawan. Sejak libur Nataru, omzet penjualan Gudeg Wijilan, meningkat hingga 50 persen dibanding hari biasanya.
Kampung Wijilan yang terletak tidak jauh dari Alun-Alun Utara Yogyakarta, memang lekat dikenal sebagai sentra kuliner gudeg karena di kawasan ini menjadi pusat produksi gudeg, dan di sepanjang jalan berjejer para penjual gudeg.
Gudeg merupakan kuliner turun temurun yang dibuat dari nangka muda yang dimasak berjam-jam, yang biasanya disajikan bersama nasi, kuah santan kental atau disebut areh, dengan berbagai lauk sesuai selera seperti daging ayam kampung, telur, tempe tahu, dan sambal goreng krecek.
Menurut salah satu penjual, Wulan, setiap musim liburan seperti saat Nataru seperti sekarang, tingkat kunjungan wisatawan kulinet semakin padat. Biasanya menjelang siang atau sore hingga malam.
"Ya. Ada peningkatan penjualan, sejak awal liburan kemarin Natal dan sekarang jelang tahun baru juga ramai. Peningkatan mencapai 50 persen dibanding hari biasa," jelas Wulan.
Foto: Kuliner gudeg khas Yogyakarta. (Nuryanto)
Wulan menambahkan jika pengunjung di Kampung Wijilan sebagian dari luar kota, mulai dari Jakarta, Bandung atau Semarang hingga luar Jawa. Menurutnya, Gudeg kering masih menjadi primadona bagi wisatawan saat ini. Selain itu banyak pesanan gudeg kaleng untuk dibawa pulang.
"Paling laris Gudeg Kering dan Kaleng mas. Yang datang banyaknya dari luar kota bahkan luar Jawa," terangnya
Halaman Selanjutnya :
Hidangan gudeg memang menjadi tujuan wisatawan yang saat ini berkunjung ke kota Yogyakarta. Mila, wisatawan asal Jakarta mengaku selalu menyempatkan diri ke kampung Wijilan hampir setiap kali liburan ke Yogya. Tujuannya tak lain untuk membeli gudeg Wijilan yang menurutnya memiliki cita rasa yang asli turun temurun dari generasi ke generasi."Ya rasa gudeg disini tak berubah. Dari dulu sampai sekarang. Rasanya sama, karena ini resep turun-temurun ya, dan saya pun mengenalkan kuliner lokal kepada anak anak saya. Seperti rasa yang tak berubah dari masa ke masa," jelas Mila.Tak hanya disantap di tempat, sejumlah wisatawan juga membungkus gudeg dibawa pulang. Salah satunya Anjar, wisatawan asal Ternate, yang datang bersama teman-temannya menikmati sajian kuliner itu sekaligus sengaja membungkus Gudeg dalam kemasan besek atau wadah dari bambu."Saya kesini dari pagi, biar gak antre mas. Ini pun saya masih bawa Gudeg Wijilan untuk dibungkus. Nanti saya makan sama teman- teman," kata Anjar.Selain menyambangi kawasan kuliner, sejumlah wisatawan juga berencana menikmati pergantian malam tahun baru di berbagai destinasi yang ada mulai dari kawasan di Gunung Merapi, Malioboro, hingga wisata pantai (Nur)
Load more