Sleman, DIY - Ajang promosi wisata bertajuk Jogja International Travel Mart (JITM) kembali digelar. Acara yang telah memasuki tahun ke-13 ini diselenggarakan pada 12-15 September 2022 di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Tentu ini menjadi kabar baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Jogja International Travel Mart (JITM) tahun ini, menjadi yang pertama kali mengundang para pembeli (buyer) dari luar negeri setelah pandemi Covid-19.
"Terakhir di 2019 kita juga mengundang buyer dari luar negeri tapi kemudian di 2020 dan 2021 kita selenggarakan ada yang secara offline ada yang hybrid tapi lebih kepada yang domestik," kata Singgih, Selasa (13/9/2022).
Dijelaskan Singgih, para buyer tersebut berasal dari 10 negara di Eropa, Amerika, serta Asia. Di antaranya Perancis, Spanyol, Malaysia, Singapura, Thailand, India, dan juga Kanada.
"Harapan kami ini adalah bagian dari menggeliatkan sektor pariwisata untuk pangsa pasar mancanegara, walaupun tentunya kita tidak menutup kemungkinan untuk pangsa pasar domestik yang menengah ke atas ini juga harus digarap secara baik," ungkapnya.
Singgih menambahkan, even JITM tahun ini diikuti oleh 50 buyer luar negeri serta 60 seller dari DIY yang berasal dari agen perjalanan wisata, hotel, serta destinasi wisata dan perusahaan. Mereka akan bertemu dan bernegosiasi terkait paket wisata unggulan di Yogyakarta dan sekitarnya, serta didorong untuk datang ke desa-desa wisata.
"Kami juga mendorong teman-teman di ASITA juga memperkenalkan dan menjualkan paket-paket yang ada di desa wisata lebih gencar lagi karena isu pariwisata berkelanjutan saya kira ini menjadi bagian yang sangat penting untuk kita angkat yaitu dari sisi desa wisata itu sendiri," ujar Singgih.
Ketua panitia JITM 2022, Edwin Ismedi Himna menjelaskan, pihaknya menargetkan terjadi transaksi hingga Rp 60 miliar dalam kegiatan ini.
"Kami menargetkan berkisar Rp 50-60 miliar dengan asumsi satu hotel bisa menghasilkan Rp 1 M. Sebenarnya target ini bagi kami cukup kecil kalau melihat kondisi saat ini, tapi kami yakin apabila awal 2023 nanti begitu penerbangan kembali normal, banyaknya airlines masuk pasti akan melebihi dari angkat tersebut," beber Edwin.
Sekjen DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) DIY, Mira Dhanisari menyatakan, JITM ini menjadi peluang baginya untuk menawarkan produk sehingga bisa menambah lama tinggal atau long of stay wisatawan mancanegara.
"Mereka berkunjung ke Jogja ini tidak hanya 2 atau 3 atau 4 hari, kita tawarkan untuk bisa menginap minimal 6 hari. Yang tentunya mengunjungi utamanya adalah Candi Borobudur, Prambanan, Kraton, Tamansari, Ratu Boko. Yang kita tawarkan setelahnya adalah mengunjungi aktivitas di desa wisata," ucap Mira.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Prabowo menyebut, ajang ini diharapkan dapat meningkatkan okupansi hotel di DIY.
"Selain itu, long of stay atau lama tinggal wisatawan akan lebih lama tinggal di Yogyakarta," pungkasnya. (Apo/Dan)
Load more