ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Legenda Pasukan Hantu Maut, Laskar Rakyat yang Membuat Belanda Tak Bisa Tidur Nyenyak di Yogyakarta

Pada masa perjuangan kemerdekaan di Yogyakarta, salah satu yang melegenda adalah kisah laskar rakyat yang bergerak saat malam, dengan julukan Pasukan Hantu Maut
Rabu, 20 Juli 2022 - 09:41 WIB
Kawasan Kampung Pujokusuman Yogyakarta, Markas Pasukan Hantu Maut
Sumber :
  • Tim tvOne - Nuryanto

Yogyakarta, DIY - Saat itu tahun 1949, di sepanjang Jalan Ireda hingga seputaran Kali Code di Kampung Keparakan Kota Yogyakarta, tubuh para pemuda pejuang bergelimpangan di berbagai sudut kota Yogyakarta kala itu. Para pemuda pejuang berguguran setelah diberondong tentara Belanda

Ketika itu Belanda tengah melancarkan Agresi Militer II atau yang disebut sebagai Operasi Gagak, yang dilancarkan sejak 19 Desember 1948 dengan serangan pembuka terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu.

Pengorbanan saat menghadapi Agresi Militer Belanda itu, merupakan sepenggal kisah kepahlawanan para pejuang pemuda dari berbagai kampung di selatan Yogyakarta yang menolak kembalinya Belanda. 

Foto: Pasukan Operasi Gagak yang menunggu penerbangan pesawat dari Semarang menuju Yogyakarta.(Wikipedia)

Menurut Mas Panewu Suraksohargo atau Tri Nugroho, Juru Kunci Makam Kintelan, jenasah para pejuang yang tidak diketahui identitasnya pada peristiwa tersebut kemudian dimakamkan di Makam Kintelan Dipowinatan, Yogyakarta dan diberi tanda tetenger sebagai "Pahlawan Tak Dikenal".

"Meski tanpa nama, namun darah para pejuang yang telah tumpah, selalu akan dikenang dan dihormati dari generasi ke generasi. Para ahli waris maupun warga kampung secara rutin melakukan ziarah ke makam ini" cerita Tri Nugroho.

"Bahkan setiap 17 Agustus memperingati hari Kemerdekaan RI, kita selalu mendoakan para pahlawan yang gugur demi membela tanah air saat agresi militer Belanda," ungkapnya.

Tak hanya dari kalangan pejuang pemuda dan rakyat, perlawanan terhadap Belanda juga didukung para tokoh kerabat Kraton Yogyakarta, yang bekerja bersama-sama, bahu membahu mengusir Belanda.

Perjuangan melawan kolonial Belanda juga menyimpan kisah kisah kepahlawanan dari kalangan pemuda. Menurut riset sejarah, yang ditulis oleh Danang Rusmandoko, tokoh muda yang juga ketua Jemparingan Hantu Maut Kampung Pujokusuman, kurun waktu tahun 1947 hingga 1949, Agresi Pertama Belanda maupun Agresi kedua Belanda, yang juga memasuki wilayah kota Yogyakarta, membuat para pemuda yang tak rela bumi pertiwi dijajah kembali oleh Belanda bangkit melawan.


Legenda Pasukan Hantu Maut

Diantara banyak kisah kepahlawanan para pejuang kemerdekaan, salah satu yang melegenda pada jaman agresi militer itu diantarnya tentang pasukan yang berisi para pemuda pejuang dari berbagai kampung di wilayah selatan Yogyakarta.

"Salah satu yang melegenda adalah kisah laskar rakyat yang bergerak saat malam gelap. Hal itu sebagai strategi sehingga tidak mudah teridentifikasi oleh pihak musuh. Para pejuang yang bergerak senyap di malam hari kemudian disebutkan bernama Pasukan Hantu Maut," ujar Danang Rusmandoko.

Foto: Prasasti Pasukan Hantu Maut di Kampung Pujokusuman Yogyakarta (Nuryanto)

Dalam taktiknya Pasukan Hantu Maut terus melancarkan berbagai aksi, mengganggu keberadaan tentara Belanda di Yogyakarta, meskipun hanya dengan persenjataan terbatas.

Menurutnya, Hantu Maut adalah sebuah perlawanan yang dilakukan secara senyap oleh pemuda pejuang dan rakyat dengan berbagai taktik gerilya untuk mengusir Tentara Belanda dari Yogyakarta kala itu. 

Pasukan Hantu Maut diprakarsai oleh Gusti Bendara Pangeran Pujokusumo, dimana tempat tinggal atau kediamannya yakni di Ndalem Pujokusuman kemudian dijadikan markas.

" Pejuang pemuda waktu itu berupaya melakukan perlawanan perang kota secara senyap, bergerak saat malam dan menggunakan taktik gerilya untuk menghadapi Belanda. Tak ayal aksi Pasukan Hantu Maut kerap membuat Belanda kalang kabut sekaligus marah," ungkap Danang.

Bagi para pejuang, serangan pada Belanda di kota Yogyakarta ini untuk menunjukkan bahwa republik masih eksis. Mereka bertekad mengusir tentara Belanda dari Yogyakarta. 

Strategi gerilya Hantu Maut untuk menganggu Belanda tersebut terus dilancarkan. Mulai perusakan kantor-kantor yang diduduki Belanda, melakukan aksi pemadaman jaringan listrik bahkan sampai menyerang pos pos pasukan musuh dengan bom molotov.

"Akibat gerakan senyap oleh Pasukan Hantu Maut ini, Belanda tidak lagi bisa tidur nyenyak," ungkapnya.

Hingga ujungnya pada 1 Maret 1949, terjadilah momentum besar dalam serangan besar-besaran di Yogyakarta. Dilakukan selama waktu enam jam yang merupakan serangan gabungan oleh tentara republik, pemuda pejuang, laskar rakyat, dan pihak Keraton Yogyakarta mencatatkan sejarah kemenangan yang dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret.

Menurut E. Syamsubani, saksi sejarah yang merupakan sesepuh warga di Dipowinatan, namun akibat Serangan Umum 1 Maret,  Belanda kemudian melakukan serangan besar-besaran terhadap basis pasukan republik. Pasukan Hantu Maut pun tak luput menjadi target operasi militer Belanda.

"Akibat serangan enam jam itulah, tentara Indonesia merebut kembali wilayah Yogyakarta. Akhirnya Belanda mengirimkan bala bantuan tentaranya dengan tugas untuk menguasai Yogyakarta." kisah  Syamsubani.

Foto: Monumen Serangan Umum 1 Maret (Wikipedia)

"Mereka juga mengejar para pejuang secara membabi buta. Tak sampai disitu, tentara penjajah Belanda melakukan sweeping di kampung-kampung yang diduga sebagai basis perjuangan rakyat, termasuk menyisir wilayah pergerakan Hantu Maut, seperti kampung Keparakan, Pujokusuman, Dipowinatan, Prawirotaman, hingga Karangkajen," lanjutnya.

Serangan Umum 1 Maret inilah yang menjadi titik balik yang telah membuka mata dunia sekaligus berhasil membuktikan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih eksis.

" Para pahlawan tanpa nama yang gugur waktu itu dan yang dimakamkan di Makam Kintelan kampung Dipowinatan Kelurahan Keparakan menjadi bukti bagaimana perjuangan rakyat menghadapi Belanda kala itu," pungkasnya. (Nur/Buz)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Jangan Anggap Sepele! Ini Tanda-tanda Sariawan yang Berpotensi Jadi Kanker Mulut

Jangan Anggap Sepele! Ini Tanda-tanda Sariawan yang Berpotensi Jadi Kanker Mulut

Sariawan umumnya ringan, namun jika tak kunjung sembuh bisa menjadi tanda kanker mulut. Kenali penyebab, gejala, dan cara pencegahannya di sini.
Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT