Viral Mahasiswi di Yogyakarta Curhat Dilecehkan oleh Sesama Penumpang di KRL, Mengaku Alami Trauma
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Yogyakarta, tvOnenews.com - Curhatan seorang mahasiswi perantau di Yogyakarta menjadi viral di media sosial (medsos) setelah ia mengaku telah mengalami dugaan pelecehan seksual oleh sesama penumpang saat menaiki Kereta Rel Listrik (KRL) Solo - Jogja.
Peristiwa tak mengenakkan itu dibagikan melalui akun Instagram @merapi_uncover pada Rabu (17/12/2025).
Dalam unggahannya, mahasiswi tersebut menceritakan insiden yang dialaminya ketika berada di dalam gerbong KRL. Ia mengaku, mendapat perlakukan tak pantas selama perjalanan dari Stasiun Solo Jebres menuju Lempuyangan.
Dia kemudian menceritakan awal mula peristiwa yang telah membuatnya trauma tersebut. Semula, korban duduk di kursi kosong dengan posisi sebelah kirinya adalah dinding kereta dan sebelah kanannya masih kosong.
Tak lama kemudian, datang seorang bapak berambut putih acak-acakan dengan mengenakan kaus dan celana panjang duduk di samping korban.
Sebagai perempuan sekaligus perantau, tentu muncul rasa was-was dalam benaknya. Awalnya, korban meletakkan tasnya sebagai pembatas. Namun karena ada penumpang lain yang ingin duduk, korban akhirnya memangku tasnya.
Saat itu, korban berpakaian tertutup yakni mengenakan kemeja longgar, celana kain longgar, berhijab dan bersepatu flatshoes. Ketika kereta mulai berjalan, bapak di sampingnya menunduk ke bawah. Hal itu yang membuat korban reflek melihat ke arah bapak tersebut.
"Ternyata, bapak tersebut sedang mengambil foto saya, lalu mengirimkannya melalui pesan Whatsaap kepada seseorang," kata korban.
Ia melanjutkan, tindakan tak senonoh juga dilakukan pelaku terhadap beberapa penumpang lainnya ketika kereta berhenti di Stasiun Solo Balapan.
Saat itu, ada tiga orang wanita naik dan berdiri tepat di depan korban dan pelaku. Dua di antaranya tidak memakai hijab dan mengenakan celana yang menurut korban masih sangat wajar.
"Saat korban memperhatikan kembali, pelaku diam-diam memotret bagian tubuh pribadi para wanita tersebut dan kembali mengirimkan foto-foto itu melalui Whatsapp," ucap korban.
"Saya sangat shock dan ketakutan Ketika bapak tersebut menyadari bahwa saya hendak melaporkan perbuatannya. Ia (pelaku) mulai meraba bagian tubuh samping saya, membuka kakinya dan memepetkan kakinya ke kaki saya," imbuhnya.
Tentunya, hal ini membuat korban gemetaran, menahan tangis hingga tidak bisa berkata-kata. Apalagi, sebagian penumpang tertidur, serta tidak ada petugas yang berjaga di sekitar.
Hingga pukul 12.54 WIB, curhatan mahasiswi perantauan tersebut mendapat 2.946 like, 141 komentar, 46 kali repost dan 125 kali dibagikan. Unggahan ini memantik komentar warganet.
"Ini yang membuat saya kapok naik KRL. Sekarang saya lebih nyaman naik kereta jarak jauh," tulis akun @ranianewzahra.
Bahkan, ada warganet yang mempertanyakan keberadaan gerbong KRL khusus wanita.
"Gerbong khusus wanita ditambahi lagi gak sih ini harusnya," tulis akun @fredyraaa.
Menanggapi unggahan tersebut, Leza Arlan selaku Public Relations Manager KAI Commuter menyayangkan kejadian ini dan akan melakukan penelusuran lebih lanjut.
KAI Commuter tidak menoleransi segala bentuk tindakan kekerasan seksual yang terjadi baik di dalam Commuter Line ataupun di stasiun, tindakan tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku.
“Atas tindak lanjut kejadian ini, kami sedang telusuri lebih dalam,” kata Leza saat dikonfirmasi tvOnenews.com.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh pengguna KRL untuk segera melapor kepada petugas apabila mengalami atau melihat tindakan tersebut.
Berdasarkan Undang-Undang Kekerasan Seksual Nomor 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual berbunyi bagi siapa saja yang melakukan tindakan asusila dan/atau kekerasan seksual akan mendapatkan hukuman berat.
Sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan prima, KAI Commuter akan melakukan pendampingan baik untuk laporan secara hukum maupun pendampingan psikologis.
Dalam pencegahan tindak pelecehan seksual di transportasi Commuter Line, KAI Commuter di Wilayah VI Yogyakarta sudah memasang cctv analytic yaitu system cctv yang dapat mengidentifikasi melalui rekam wajah pelaku tindak kekerasan seksual maupun tindak kriminal lainnya yang sudah menjadi data base pada sistem. Terduga pelaku akan di-blacklist menggunakan Commuter Line.
“Untuk korban tindak pelecehan seksual, jangan ragu untuk berteriak atau meminta bantuan pengguna lain. Juga dapat memberikan laporan langsung ke media sosial resmi KAI Commuter @commuterline dan call center 121,” tutur Leza.
KAI Commuter mengimbau kepada seluruh pengguna Commuter Line untuk berani speak up apabila mengalami tindakan-tindakan yang mencurigakan atau tidak menyenangkan melanggar norma kesusilaan.
“Segera melapor kepada petugas, sehingga dapat langsung dilakukan pengecekan dan tindak lanjut secara tegas,” pungkasnya. (scp/buz)
Load more