Tingkatkan Kemampuan dan Keterampilan Konservator Museum, Keraton Yogyakarta Gelar Pawiyatan Konservasi
- tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Yogyakarta, tvOnenews.com – Sebagai upaya meningkatan kemampuan staf museum dalam merawat benda-benda warisan budaya, Keraton Yogyakarta mengadakan kegiatan bertajuk “Pawiyatan Konservasi Koleksi Keraton Yogyakarta”. Agenda ini tidak hanya diikuti oleh pegawai museum yang dikelola Keraton Yogyakarta saja, namun juga perwakilan dari museum-museum lain di wilayah DIY.
Ditegaskan oleh Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, acara ini pada awalnya memang diselenggarakan untuk para pegawai museum milik Keraton Yogyakarta, namun mengingat pihaknya telah mengundang sejumlah narasumber, maka konservator museum-museum lain di Yogyakarta pun turut diminta partisipasinya sebagai peserta.
“Ini Pawiyatan Konservasi pertama yang keraton lakukan, (diselenggarakan) karena kami ingin peningkatan skill dari SDM kita di departemen konservasi yang dimiliki keraton. Itu yang pertama. Tapi, karena kami sudah membawa narasumber ke sini, kenapa cuma kami saja? Jadi, kami hari ini juga mengundang beberapa museum untuk datang dan juga bekerja sama dengan ISI, ada konservasi, dan lain sebagainya supaya mereka juga ‘ayo kita menggali lebih banyak calon-calon konservator di masa depan’,” terang GKR Bendara selepas Sesi I acara, Sabtu (13/12).
Menurut putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X itu, saat ini, masih banyak museum di Yogyakarta, khususnya yang dikelola oleh pihak swasta mengalami kesulitan dalam melakukan konservasi barang-barang koleksi. Selain terkendala akan biaya, kemampuan konservasi yang dimiliki pegawai museum juga belum mumpuni.
“Situasi museum di Jogja kalau dari segi display, dari segi inventarisasi, beberapa sudah cukup bagus, tetapi memang beberapa butuh dibantu dan kalau dari segi konservasi, kebanyakan masih yang dimiliki oleh pemerintah. Kalau untuk yang dimiliki oleh swasta, ini cukup kurang karena konservasi itu budgetnya tidak kecil. Kita tadi juga dengar bahwa beberapa materi didapatkan dari luar negeri, bahkan skill di Indonesia belum ada yang full konservator karena memang ada beberapa keahlian yang harus diambil. Di Indonesia belum banyak orang yang memiliki sertifikat konservasi. Di Indonesia, kita masih butuh banyak support,” jelasnya.
Sementara itu, Pengawas Kegiatan Pawiyatan Konservasi, Nyi R.Ry. Noorsundari memastikan bahwa dalam acara ini, para peserta tidak hanya sekadar diberikan teori, namun juga berkesempatan untuk langsung mempraktikkan langkah-langkah konservasi.
“Kegiatan pelatihan ini sangat penting karena bukan sekadar teori, tapi juga praktik langsung agar staf museum mampu melakukan tindakan konservasi preventif maupun kuratif secara mandiri. Dengan staf yang terlatih, risiko kerusakan dapat diidentifikasi lebih dini, dan penanganan koleksi sesuai standar modern dapat diterapkan,” tandasnya.
Pawiyatan Konservasi Koleksi Keraton Yogyakarta digelar selama dua hari. Kegiatan seminar dilaksanakan pada Sabtu (13/12/2025) di Artotel Suites Bianti Yogyakarta, sementara workshop pada Minggu (14/12/2025) di Kagungan Dalem Wahanarata, Museum Kereta Keraton Yogyakarta. Peserta yang mengikuti acara ini meliputi konservator museum se-DIY, perguruan tinggi,balai pelestarian kebudayaan, praktisi konservasi, serta masyarakat umum.
Untuk memastikan pegawai museum dapat melakukan langkah-langkah konservasi secara tepat, setidaknya delapan orang narasumber yang ahli di bidangnya dihadirkan. Salah satunya adalah Susanne Erhards, ahli konservasi asal Jerman yang menjadi konservator untuk Museum Macan, Jakarta. (Scp/Ard)
Load more