Watu Payung Sleman, Destinasi di Puncak Tertinggi Prambanan Dikembangkan Berbasis Camping Ground
- Tim tvOne - Tim tvOne
"Kalau request ada, kita ada keripik, ada batik, ada kerajinan batu juga," ucapnya.
Oleh karena itu, wisatawan yang berkunjung ke Watu Payung bukan hanya wisatawan lokal saja, melainkan wisatawan mancanegara seperti Perancis, Malaysia maupun Singapura.
Terpisah, Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho menyampaikan bahwa pengembangan wisata Watu Payung tak lepas dari keberhasilan Kalurahan Sambirejo di Kapanewon Prambanan sebagai salah satu pemenang lomba tertib administrasi pertanahan dan tata ruang yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY.
Atas hal tersebut, Kalurahan Sambirejo pada tahun 2024 mendapat Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kalurahan Kawasan Terpadu Urusan Keistimewaan Tata Ruang.
Adapun kegiatan BKK kawasan terpadu Watu Payung di tahun tersebut meliputi pembangunan kuliner, penataan landscape setting area dan pagar pengaman, pembangunan dua bilik toilet, peningkatan jaringan listrik dan lampu penerang serta tempat penampungan sampah.
Selanjutnya, pada Tahun Anggaran 2025 Kalurahan Sambirejo melanjutkan BKK kawasan terpadu untuk penataan lanscape dan perkerasan, pembangunan musala dan pembangunan gapura.
"Saat ini destinasi wisata Watu Payung sudah beroperasi dan terus melakukan evaluasi aktivitasnya," ucap Aris.
Adapun, aktivitas yang sudah berjalan saat ini adalah festival Jatilan, senam ibu-ibu setiap Minggu, latihan menari sanggar Laksita Krida Sambirejo setiap Sabtu dan event padukuhan.
Selanjutnya, kawasan Watu Payung sudah mendapatkan pendapatan dari sisi kegiatan komunitas untuk sewa tempat, camping pakai dom (per pax Rp 50 ribu 1 tenda 4 orang) dan pakai campervan (1 campervan Rp 600 ribu) dan Jip wisata (per jeep Rp 5 ribu).
Namun demikian, Kawasan Watu Payung masih perlu dukungan penyempurnaan agar kawasan benar-benar bisa dimaksimalkan untuk destinasi wisata yang lebih optimal. (buz)
Load more