Watu Payung Sleman, Destinasi di Puncak Tertinggi Prambanan Dikembangkan Berbasis Camping Ground
- Tim tvOne - Tim tvOne
Sleman, tvOnenews.com - Kawasan wisata alam Watu Payung yang terletak di puncak tertinggi wilayah Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini tengah dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis camping ground.
Langkah ini dilakukan untuk menarik minat wisatawan pecinta alam. Pasalnya, destinasi ini menyuguhkan panorama sunrise atau matahari terbit dan hamparan sawah yang memesona dari ketinggian tertinggi di wilayah tersebut.
"Watu Payung itu adalah puncak tertingginya Prambanan. Kita bisa melihat sunrise dengan diselimuti kabut," kata Wahyu Nugroho, Lurah Sambirejo saat dihubungi, Senin (27/10/2025).
Lebih menariknya lagi, Watu Payung yang berlokasi di Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta terkoneksi dengan Tebing Breksi maupun Candi Ijo.
Tebing Breksi yang dulunya adalah area tambang, kini menjelma menjadi destinasi geowisata yang menyuguhkan keindahan bebatuan breksi dengan teksturnya yang unik. Sementara, Candi Ijo merupakan warisan budaya peninggalan masa Kerajaan Mataram Kuno.
Tak hanya itu, Watu Payung juga terkoneksi dengan Obelix Hills, obyek wisata kekinian yang menyuguhkan pemandangan sunset atau matahari terbenam dari ketinggian lengkap dengan spot-spot foto.
"(Watu Payung) Sebagai penyangga wisata Tebing Breksi, Candi Ijo maupun Obelix Hills. Sehingga, Watu Payung bisa menjadi opsi perjalanan wisata," ucap Wahyu.
Seiring berjalannya waktu, pengembangan wisata Watu Payung kian pesat dengan adanya bantuan Dana Keistimewaan (Danais) melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) yang digelontorkan oleh Paniradya Kaistimewan.
Kini, pengembangan destinasi Watu Payung berbasis camping ground. Pun, wisatawan bisa menyewa campervan yang disediakan oleh pengelola wisata.
Foto: Tangkapan layar @watupayung_prambanan, Wisatawan berkunjung ke destinasi Watu Payung di Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman.
Untuk menuju ke Watu Payung, juga bisa menggunakan mobil pribadi. Begitu pula dari Watu Payung ke Candi Ijo hanya membutuhkan waktu 20 menit. Sehingga, cocok untuk berwisata bersama keluarga. Sementara, fasilitas lainnya, ada wifi dan kamar mandi yang semakin menambah kenyamanan wisatawan.
Bahkan, mereka bisa mengunjungi tempat-tempat penghasil kerajinan maupun UMKM yang ada di wilayah setempat.
"Kalau request ada, kita ada keripik, ada batik, ada kerajinan batu juga," ucapnya.
Oleh karena itu, wisatawan yang berkunjung ke Watu Payung bukan hanya wisatawan lokal saja, melainkan wisatawan mancanegara seperti Perancis, Malaysia maupun Singapura.
Terpisah, Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho menyampaikan bahwa pengembangan wisata Watu Payung tak lepas dari keberhasilan Kalurahan Sambirejo di Kapanewon Prambanan sebagai salah satu pemenang lomba tertib administrasi pertanahan dan tata ruang yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY.
Atas hal tersebut, Kalurahan Sambirejo pada tahun 2024 mendapat Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kalurahan Kawasan Terpadu Urusan Keistimewaan Tata Ruang.
Adapun kegiatan BKK kawasan terpadu Watu Payung di tahun tersebut meliputi pembangunan kuliner, penataan landscape setting area dan pagar pengaman, pembangunan dua bilik toilet, peningkatan jaringan listrik dan lampu penerang serta tempat penampungan sampah.
Selanjutnya, pada Tahun Anggaran 2025 Kalurahan Sambirejo melanjutkan BKK kawasan terpadu untuk penataan lanscape dan perkerasan, pembangunan musala dan pembangunan gapura.
"Saat ini destinasi wisata Watu Payung sudah beroperasi dan terus melakukan evaluasi aktivitasnya," ucap Aris.
Adapun, aktivitas yang sudah berjalan saat ini adalah festival Jatilan, senam ibu-ibu setiap Minggu, latihan menari sanggar Laksita Krida Sambirejo setiap Sabtu dan event padukuhan.
Selanjutnya, kawasan Watu Payung sudah mendapatkan pendapatan dari sisi kegiatan komunitas untuk sewa tempat, camping pakai dom (per pax Rp 50 ribu 1 tenda 4 orang) dan pakai campervan (1 campervan Rp 600 ribu) dan Jip wisata (per jeep Rp 5 ribu).
Namun demikian, Kawasan Watu Payung masih perlu dukungan penyempurnaan agar kawasan benar-benar bisa dimaksimalkan untuk destinasi wisata yang lebih optimal. (buz)
Load more