Bantul, DIY- Pada zaman dulu, gerobak sapi menjadi salah satu alat transportasi, khususnya untuk mengangkut barang. Namun, seiring perkembangan zaman, fungsi gerobak sapi sebagai alat transportasi tradisional semakin tersingkir. Walaupun begitu, bukan berarti keberadaan gerobak sapi menjadi hilang sepenuhnya. Di masa kini, gerobak sapi banyak digunakan untuk tujuan wisata.
Paguyuban gerobak sapi 'Guyub Rukun' yang terpusat di Jodog Gilangharjo, Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengembangkan gerobak sapi sebagai salah satu alternatif wisata keliling desa. Saat ini, sebanyak 40 gerobak sapi terdaftar di paguyuban Guyub Rukun.
“Sekarang, gerobak sapi hadir sebagai akomodasi bagi wisatawan untuk menikmati suasana desa dan kendaraan bagi pengantin baru. Tarif antara Rp. 75.000 untuk keliling desa dan tiga sampai empat kali lipat untuk prosesi kendaraan pengantin,” ungkap Ketua Paguyuban Wisata Gerobak Sapi Jodogkarta, Tri Iswanto, Minggu ( 6/3/2022).
. Sebagai upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan angkutan tradisional ini ke generasi muda, serta untuk menunjukkan keberadaan paguyuban gerobak sapi, setiap satu bulan sekali, seluruh anggota paguyuban berkumpul di lapangan Jodog Legi, Pandak, Bantul dan melayani wisatawan keliling desa.
“Di hari Minggu Pon pasaran Pasar Jodog itu, gerobak sapi kami gunakan untuk mengangkut wisatawan berkeliling dusun. Dengan biaya Rp75.000, untuk lima penumpang, dengan durasi 30 menit,” ujarnya.
Penggunaan gerobag sapi sebagai wisata altenatif ini baru dimulai Januari 2022 lalu. Tri Iswanto mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap kehadiran gerobak sapi sebagai akomodasi wisata ternyata cukup besar. Terbukti, pada hari Minggu Pon, masyarakat sudah berkumpul di lokasi. (Santosa Suparman/Ard)
Load more