ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Lewat Perjanjian Giyanti, Paniradya Keistimewaan DIY Ajak Siswa Sinau Cikal Bakal Yogyakarta

Paniradya Keistimewaan DIY berkolaborasi dengan Sekber Keistimewaan DIY dan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) belum lama ini menggelar program sinau sejarah. 
Rabu, 21 Februari 2024 - 09:01 WIB
Program sinau sejarah bertajuk 'Giyanti Cikal Bakal Yogya' diselenggarakan di SMAN 1 Godean.
Sumber :
  • Tim tvOne - Tim tvOne

Hadiahnya adalah tanah di Sukowati yang sekarang ada di Sragen. VOC ketika meminta timbal jasa juga mengungkit sayembara karena terlalu luas untuk Mangkubumi maka seharusnya dikurangi. 

Dua peristiwa besar inilah yang kemudian membuat Pangeran Mangkubumi bahwa VOC harus dilawan. Jadi perang Mangkubumen itu sebenarnya perlawanan Pangeran Mangkubumi terhadap VOC. 

Karena dalam berbagai sumber lokal, kata Bahauddin, ketika Mangkubumi keluar dari Keraton Surakarta diberi sangu oleh kakaknya untuk berjuang.

Itu terjadi pada 1746 dimana kekuatan semakin besar dan meluas, hampir sepertiga wilayah Jawa terlibat lalu yang bisa mengalahkan keluasan Perang Mangkubumen hanya Perang Diponegoro. 

Korban di kedua belah pihak sudah tidak terhitung dan VOC sadar sekali perang ini sangat menganggu aktivitas utama mereka untuk berdagang di Nusantara. 

Oleh karena itu, ada pergantian gubernur yang mampu berkomunikasi dengan Pangeran Mangkubumi.

Akhirnya, terbukalah komunikasi melalui surat perantara sarip besar yang memberi kain kiswah, ka'bah yang sekarang menjadi pusaka di Keraton Yogyakarta yakni Tunggul Wulung. Kalo ada pagebluk, kain itu diarak keliling keraton. 

Selanjutnya, pada 1754 September, ada perundingan pendahuluan di Salatiga yang kemudian disepakati beberapa aspek. 

"Disepakatilah perjanjian itu akan dilakukan di tempat yang netral, di tengah antara Sukowati dan Surakarta dipilihlah Giyanti. Maka pengikutnya Mangkubumi ke Giyanti bangun pesanggrahan besar, ada pager, Alun-alun kecil termasuk tempat tinggal disitu, diapit dua sungai ini sumber Babat Giyanti. Nah di pendopo itulah dilakukan penandatanganan Giyanti, bukan di atas batu," terang Bahauddin. 

Setelah Perjanjian Giyanti, lanjutnya, Mangkubumi ke Mataram. Namun, Raden Masaid yang masih melakukan pemberontakan tidak dilibatkan dalam Perjanjian Giyanti. Letaknya di Timur Giyanti atau sekitar Madiun. 

Kemudian setelah mengetahui Giyanti kosong, terus diserang dan dibumihanguskan, makanya tidak ada peninggalan mengenai Pesanggarahan. Kemudian ditanam pohon preh yang menandai Perjanjian Giyanti.

Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra menyebut, ada 2 hal yang menarik dari Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. 

Pertama adalah peristiwa politik itu sendiri, dimana Dinasti Mataram terbagi 2 yaitu Kasunanan Surakarta dengan Rajanya Sunan Pakubuwana III dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Rajanya Pangeran Mangkubumi yang kemudian pada 13 Maret 1755 memproklamasikan Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana I.

Halaman Selanjutnya :
Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Jangan Anggap Sepele! Ini Tanda-tanda Sariawan yang Berpotensi Jadi Kanker Mulut

Jangan Anggap Sepele! Ini Tanda-tanda Sariawan yang Berpotensi Jadi Kanker Mulut

Sariawan umumnya ringan, namun jika tak kunjung sembuh bisa menjadi tanda kanker mulut. Kenali penyebab, gejala, dan cara pencegahannya di sini.
Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT