Lebih lanjut Sandi menjelaskan, upaya untuk membuka rute penerbangan ke Timur Tengah sebenarnya sudah dilakukan sejak 6 bulan lalu. Tiga negara yang menjadi prioritas adalah Qatar, Uni Emirat Arab, dan Turki.
"Tiga itu semua menyatakan sangat tertarik dan lagi mengupayakan untuk memasukkan schedule-nya di tahun, mudah-mudahan sebelum akhir tahun atau tahun 2024 yang tadi permintaan dari pak Wagub itu yang Australia yang memang sesuai dengan jumlah wisatawan kita," ujarnya.
Di sisi lain, Sandi mengatakan bahwa infrastruktur di YIA masih bisa ditingkatkan. Saat ini tingkat nilai guna atau utilitasnya masih di bawah 60 persen.
Dirinya ingin meningkatkan utilitas lebih tinggi hingga 80 persen. Tujuannya agar nilai guna infrastrukturnya bisa semakin memberikan manfaat bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Yogyakarta.
"Karena kalau kita lihat infrastruktur yang paling siap ini di destinasi seperti prioritas Borobudur, ada kereta yang menghubungkan YIA, ada juga jalan tol yang segera rampung. Jadi ini perlu harus kita dukung," terang Sandi.
Sementara terkait keberadaan Bandara Adisutjipto, Sandi menjelaskan bahwa bisa dijadikan penghubung atau hub untuk pesawat-pesawat propeller.
"Di mana kita bisa menghubungkan destinasi-destinasi wisata misalnya di Bandung, Banyuwangi, Malang maupun juga bisa menyambungkan ke Bali, ke Lombok, itu hub-nya bisa kita gunakan Adisutjipto. Jadi ada beberapa pemikirannya yang bersama-sama kita kembangkan," pungkasnya. (apo/buz).
Load more