Medan, Sumatera Utara - Tekanan pasar keuangan domestik diperkirakan akan mereda selama seminggu ke depan. Di mana sejak Bank Indonesia (BI) menetapkan besaran bunga yang naik di pekan sebelumnya telah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sangat tajam.
“Awal pekan, data pertumbuhan ekonomi China akan menjadi data pembuka, di mana China diperkirakan ekonominya tumbuh 3,4% setelah sebelumnya tumbuh 0,4%. Data tersebut mendorong mendorong kinerja bursa di kawasan Asia.
Selanjutnya akan ada kepercayaan data konsumen AS yang mengalami penurunan, namun diyakini tidak akan banyak berpengaruh pada pasar keuangan domestik,” sebut Gunawan, Selasa (25/10/2022).
Sementara itu, beberapa data serta agenda ekonomi besar di pertengahan pekan ini. Salah satunya adalah kenaikan bunga acuan Bank Sentral Eropa (diperkirakan naik), Pesanan barang tahan lama di AS yang diperkirakan membaik, serta data pertumbuhan ekonomi AS secara kuartalan yang sebelumnya diperkirakan kembali ke jalur positif setelah pertumbuhan ekonomi AS -0,6%.
“Dan di akhir pekan Jerman juga akan merilis pertumbuhan ekonomi, yang lagi akan merasakan pengalaman itu. Jadi selama sepekan nanti, IHSG memiliki peluang untuk menguat. Sementara rupiah bergerak stabil dengan kemungkinan terus berlanjut dalam rentang angka yang cukup besar menuju Rp15.500 per dolar AS,” tulisnya.
Sedangkan potensi koreksi pada IHSG akan lebih banyak dipicu oleh faktor teknikal serta beberapa yang mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah dunia yang sulit untuk naik. Sementara itu kinerja bursa di kawasan Asia tidak akan begitu signifikan memberikan pengaruh pada IHSG.
“Nah, di sisi lain, harga emas yang di akhir pekan kemarin sedikit mengalami pelemahan, diperkirakan akan tetap bergerak dalam rentang $1.635 hingga $1.670 per US Dolarnya. Emas belum menemukan momentum yang kuat untuk melanjutkan tren terus berlanjut seiring sikap hawkish yang ditunjukan nomor oleh Bank Sentral di dunia khususnya di AS,” ucapnya. (SGH/LNO)
Load more