Pekanbaru, Riau - Kasus penganiayaan yang dialami Riri Aprilia Kartin di Kota Pekanbaru, menyisakan sejumlah kisah yang memilukan. Bukannya mendapat pembelaan dari sang kekasih, korban justru mendapatkan ancaman.
Setelah laporan dan pengakuan penganiayaannya viral di media sosial, korban mengaku sudah dihubungi oleh pacarnya, agar mencabut laporannya.
Jika tidak mencabut, korban mengaku akan mendapat masalah nantinya. "Seperti ancaman gitu, katanya saya akan mendapatkan masalah," cerita Riri, kepada tvonenews.com, Minggu (25/9/2022).
Meski demikian, ia mengaku tidak akan pernah mundur. Apalagi kejadian ini sudah melukainya, tidak hanya secara fisik tapi juga batin serta keluarganya. "Keluarga saya tidak terima, ketakutan juga," singkat Riri.
Diketahui, atas insiden penganiayaan itu, korban memilih untuk melaporkan pelaku atas dugaan penganiayaan ke Polda Riau. Laporan dibuat, Kamis (22/9/2022) dini hari setelah kejadian.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto, saat dikonfirmasi membenarkan perihal adanya laporan tersebut. Dipaparkannya, pimpinan tentunya tidak akan segan untuk menindak secara tegas sesuai aturan yang berlaku.
"Laporan sudah diterima dan ditangani di Ditreskrimum dan Propam. Yang jelas pimpinan tidak segan untuk menindak secara tegas sesuai aturan bagi siapapun yang melanggar hukum," kata Sunarto.
Tidak semua kisah asmara berujung bahagia, hal itulah yang dirasakan Riri Aprilia Kartin di Kota Pekanbaru. Hubungan kasih yang telah dirajut dengan kekasihnya berujung penganiayaan.
Wanita cantik berusia 27 tahun ini, mendapatkan penganiayaan yang dilakukan oleh keluarga kekasihnya, yang diduga dilakukan oleh ibu dan kakak kekasihnya yang merupakan anggota Polwan BNNP Riau.
Riri mengaku ke tvOnenews.com telah menjalin hubungan dengan kekasihnya sudah berjalan tiga tahun, tapi hubungan itu tidak berjalan lancar seperti yang diinginkannya.
"Hubungan kami tidak direstui oleh keluarga pacar saya, meskipun sudah berjalan tiga tahun ini, meski sebelumnya sempat 'lost contact' selama tiga bulan," kata Riri, Minggu (25/9/2022).
"Awalnya ini cinta tak direstui. Kami ini dilarang untuk komunikasi, dilarang bertemu lagi. Tetapi kami sudah diberi peringatan sampai pada hari itu nomor pacar saya dilacak oleh kakak pacar yang juga seorang Polwan ini," katanya.
Beriring berjalan waktu, pada hari Rabu (21/9/2022) malam, Riri didatangi oleh seorang Polwan Brigadir IDR beserta ibunya Y kerumah kontrakan di Jalan Tiung Ujung, Gang Tiung Tiga, yang merupakan kakak dan ibu kandung dari kekasihnya.
"Saat itu saya dan pacar saya RZ yang juga anggota polisi dan berdinas di Ditnarkoba Polda Riau sedang duduk bermain game di ruang tamu. Ibu dan kakaknya datang sambil mengetok pintu agar dibukakan," ujarnya.
Setelah didatangi Polwan Brigadir IDR dan ibunya, ia langsung diminta keluar dari kontrakannya. Sang pacar yang mendengar suara kakak dan ibunya menolak dan minta masalah itu diselesaikan di rumah.
"Negosiasi pacar saya dan keluarganya tidak berhasil, sehingga membuat kakak dan ibunya semakin marah," jelasnya.
(Riri Aprilia Kartin, korban penganiayaan oleh oknum Polwan BNNP Pekanbaru. Sumber: tim tvone/arifin)
Bridgadir IDR dan ibunya Y bersikeras menemui korban yang saat itu sudah bersembunyi di dalam kamar.
"Saat mereka telah masuk dalam kamar, saya langsung dipukul, dicakar, rambut saya dijambak, hingga badan saya memar-memar biru, bekas cakaran di leher, dan di kepala ada bengkak," jelas Riri.
Tidak hanya disiksa, Riri juga mengaku disekap dalam kamar dalam kondisi lampu dimatikan, pada saat itu kakaknya juga berkata kalau ia merupakan anggota BNNP Riau.
"Setelah itu, kakaknya menelpon teman temannya, sehingga saya di masukkan ke dalam mobil dan dibawa ke kantor BNNP Riau. Sampai di sana saya hampir dianiaya lagi, tapi karena ada temannya yang melarang, saya tidak jadi dianiaya, dan dilepaskan," jelasnya. (man/ito)
Load more