Sumatera - Ada suatu peristiwa yang membuat tersangka Ferdy Sambo sangat marah, hingga perintahkan Bharada E tembak Brigadir J. Hal itu dijelaskan Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo di acara Indonesia Lawyers Club, seperti yang dikutip tvonenews.com, Minggu (14/8/2022).
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, bahwa dari pemeriksaan Timsus yang dibentuk Polri terhadap kasus Brigadir J, kejadian di Magelang merupakan rentetan dari kejadian di Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022 lalu.
"Jadi kejadian di Magelang sesuai pemeriksaan yang disampaikan Dittipidum, telah terjadi peristiwa yang membuat tersangka FS itu sangat marah. Karena telah melukai dan mencederai harkat martabat keluarga. Ini dari hasil pemeriksaan Ibu PC, yang disampaikan tersangka Ferdy Sambo (FS)," jelas Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo.
Sambungnya menuturkan, mendengar dari laporan Ibu PC, tersangka FS langsung marah pada saat itu. Oleh karenanya, pada saat itu juga diminta untuk segera kembali. Kemudian, dalam perjalanan kembali sampai di Saguling, ada berbagai kegiatan dilakukan.
"Usai dari Saguling, Bharada E, FS, Brigadir RR, dan KM serta korban Brigadir J yang menuju ke TKP Duren 3. Dari hasil pemeriksaan, karena tersangka FS ini sudah sangat marah sekali dan tak bisa mengendalikan emosinya. FS bertanya kepada RR dan Bharada E, mempertanyakan siapa yang punya mental menembak," ungkapnya.
"Karena yang punya mental menembak adalah Bharada E, pada saat itu juga diperintahkan Bharada E menembak Brigadir J di lokasi Duren 3," sambungnya menjelaskan.
Lanjutnya menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara, pihaknya masih medalami proses. Kemudian ditanya soal motif dari peristiwa ini, Irjen Dedi Prasetyo hanya katakan, FS sangat marah sekali karena Brigadir J sudah melukai harkat martabat keluarga FS.
"Ini yang membuat marah sekali, sehingga melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J," ucapnya.
Sementara, saat dikonfirmasi soal Satgas Merah Putih dibubarkan, Ia membenarkan adanya hal itu.
"Mulai malam ini, Satgasus Polri dibubarkan. Salah satu pertimbangannya sudah tak efektif lagi. Bapak Kapolri memerintahkan untuk mengoptimalkan satuan-satuan kerja operasional yang ada di Mabes Polri," pungkasnya.
Selanjutnya, saat disinggung terkait apakah ada pertanyaan Bharada E kepada FS tentang alasan mengapa Brigadir J ditembak. Orang nomor satu di Humas Polri jelaskan, karena diperintahkan FS.
"Jadi sebelum melakukan penembakan tersebut, mereka berdua (RR dan Bharada E) itu ditanya FS. Tapi sebelumnya sudah diceritakan bahwasanya di Magelang terjadi peristiwa melukai harkat martabat keluarga FS," tuturnya.
Namun sebelum penembakan, ia jelaskan, FS bertanya sama mereka berdua soal apakah punya mental untuk menembak Brigadir J.
"Brigadir RR tak punya nyali, Lalu dipanggil Bharada E. Sama Bharada E, FS ceritakan soal peristiwa di Magelang yang telah melukai harkat martabak keluarganya. Kemudian FS bertanya kepada Bharada E apakah punya nyali untuk tembak Brigadir J, Bharada E hanya mengangguk-angguk dan langsung ditembak Brigadir J. Ini hasil pemeriksaan dari penyidik pada malam hari ini," ujarnya.
Ditambahkan, tentunya pemeriksaan ini dari beberapa saksi dan alat bukti yang ditemukan di TKP. Selanjutnya, saat disinggung apakah ada selain Bharada E yang menembak Beigadir J. Ia katakan, dari pemeriksaan sementara, tidak ada.
"Jadi yang di TKP dari hasil pemeriksaan malam ini juga diminta keterangan tambahan untuk tersangka Bharada RE, RR kemudian tersangka KM dan semua menjelaskan bahwa yang menembak adalah bharada RE, kemudian untuk RR, KM itu adalah turut membantu dan menyaksikan penembakan tersebut. Ini akan didalami terus oleh penyidik," tuturnya. (Aag)
Load more