“Harga tergantung dari ukuran, seperti satu set kursi bantal itu Rp800 ribu, masker Rp40 ribu satuan nya,” ujar Etty.
Menjual atau memasarkan sulam pitanya, Etty dibantu anak nya Jasmine Meilani Halim, mulai dari foto produk, pengemasan produk dan mengunggahnya di sosial media. Dari situlah produknya sudah dikenal dan banyak menerima pesananan dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara walaupun situasi pandemi.
“Malah di awal Covid saya betul-betul rezeki banyak buat masker, masker fashion. Saya sampai kirim ke luar negeri, cuman saya tidak bisa memenuhi pasar karna pajaknya yang tinggi. Jadi ke Amerika, Kolombo, Netherland terpaksa kita pending, jadi kita masuk ke negara Asia itupun untuk ke Penang aja saya ngirim satu bulan baru sampai,” jelas Etty.
Diakui Etty karna sulam pita memiliki seni kreativitas yang tinggi sehingga terkadang imajinasi dalam pembuatan sulam pita yang menjadi kesulitannya. “Imajinasi untuk membuat bunga, walaupun ada di buku, online tapi untuk menerapkannya itu perlu keberanian menyediakan bahan-bahannya, pengaplikasian pitanya,” katanya.
Etty pun berharap hasil kerajinan tangannya tersebut bisa terkenal ke seluruh Sumatera Utara dan membuat sulam pita bisa berdampingan dengan kain ulos. Karena usaha sulam pita miliknya sudah didaftarkan di Dinas Koperasi dan Dinas Perdagangan. (Fahmi/Nof)
Load more