Bandar Lampung - Puluhan nelayan di pesisir Kota Bandar Lampung yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) menggelar ruwat laut. Kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas melimpahnya hasil tangkapan nelayan di laut.
Kegiatan ruwat laut ini biasanya dilakukan setiap setahun sekali, namun sejak masa pandemi terpaksa ditunda untuk menghormati aturan pemerintah dalam menekan penyebaran pandemi Covid-19. Para nelayan yang memiliki kapal dengan bobot di atas 10 gross ton diwajibkan untuk mengikuti.
Ketua HNSI Bandar Lampung, Huseri mengatakan dalam penentuan ruwat laut ini biasanya ditentukan menggunakan kalender hijriyah atau kalender Jawa di bulan Suro.
"Karena memang kondisi covid tadi itu artinya jangankan hukum adat, hukum agama saja kita berlaku elastis, artinya yang paling penting adalah substansinya rasa syukur, melalui perantara ruwatan atau sedekah laut ini kita lakukan," kata Huseri.
Selain itu, Huseri berharap kegiatan ini bisa meningkatkan pundi-pundi perekonomian nelayan di luar dari hasil tangkapan laut. "Kita mengundang Dinas Pariwisata dan Dinas Kelautan dan Perikanan karena kami melihat ruwat laut ini memiliki potensi wisata maritim dengan sentuhan kearifan lokal," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bandar Lampung, Erwin mengatakan kegiatan ini merupakan event wisata bagi kota Bandar Lampung. Jika kondisi pandemi berangsur kondusif, kegiatan ruwat laut ini akan dilangsungkan setiap tahunnya.
"Insyaallah ini adalah kegiatan setiap tahun, berikutnya Insya Allah kalau tidak ada pandemi kita akan laksanakan setiap tahun bersama dengan para nelayan dan ini merupakan event wisata juga bagi Pemkot Bandar Lampung," kata Erwin pada, Rabu (23/3/2022).
Kegiatan ruwat laut tersebut diikuti oleh 50 kapal laut dengan kapasitas minimum 10 Gross ton. Selain itu tim BASARNAS Lampung juga turut mengawal kegiatan tersebut dengan menerjunkan dua kapal yaitu KN SAR BASUDEWA dan RICIT INVISIBLE BOT RIT 02 serta 25 orang personil. (Pujiansyah/Lno)
Load more