Toba, tvOnenews.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, kembali mengunjungi Kabupaten Toba, Sumatera Utara, untuk kesekian kalinya.
Dalam rangkaian kunjungan hari pertama di Sumut, Sandiaga Uno mengunjungi Desa Wisata MEAT di Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (25/11/2023).
Kunjungan kali ini guna melakukan peninjauan MEAT Art & Culture Festival. Desa MEAT merupakan desa wisata binaan Inalum dan juga unggulan, karena di Kabupaten Toba ada beberapa desa wisata yang sudah menjadi daya tarik pariwisata kawasan Danau Toba.
“Saya melihat di desa wisata ini ekonomi kreatif tumbuh. Masyarakatnya juga semangat, dan ini juga salah satu side event dari Aquabike Jetski World Championship 2023,” kata Sandiaga.
Sandiaga Uno disambut penuh suka cita oleh masyarakat Desa Wisata MEAT. Bahkan, orang nomor satu di Kemenparekraf itu dipakaikan Ulos Ragi Hotang. Diakatak Sandi, sapaan akrabnya, ulos yang diberikan kepadanya memiliki banyak makna.
Ulos tersebut juga sebagai simbol kasih sayang, kesuburan, dan kehidupan serta harapan, sejak dalam kandungan hingga meninggal dunia.
“Itulah filosofi dari Ulos Ragi Hotang yang saya kenakan, dan diberikan oleh masyarakat di Desa Wisata MEAT ini,” ujarnya.
Dikatakan Sandi, jika pernah menonton Film Ngeri-Ngeri Sedap, pemandangan di Desa Wisata MEAT adalah salah satu pemandangan yang selalu dapat dilihat jika berkunjung ke kawasan Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Diungkapkannya, arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa 11 bulan terakhir tugas pihaknya di Kemenparekraf harus pastikan membangun motivasi dari masyarakat, sekaligus meninggalkan inspirasi.
“Agar destinasi-destinasi wisata di Danau Toba bisa meningkat, memberikan manfaat, dan insya Allah berkat Tuhan menjadi saluran berkat bagi masyarakat, dan event ini harus kita dukung sepenuhnya, terima kasih,” ucapnya.
Disinggung mengenai pengalaman yang dirasakan saat berkunjung ke Desa Wisata MEAT, Sandiaga Uno mengaku ketika dalam perjalanan menuju ke desa wisata ini kondisinya hujan. Namun tiba-tiba berhenti ketika tiba, lalu saat mau pergi dari desa tersebut hujan lagi.
“Ini berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Masyarakatnya sejahtera, tadi juga ada prosesi gondang. Kalau belum dapat jodoh, silahkan datang ke Desa Wisata MEAT. Dijamin dapat jodoh,” sebut Sandi berkelakar.
“Jadi, buat yang masih jomblo, silahkan datang ke Desa Wisata MEAT, akan dicarikan jodoh,” lanjutnya.
Diungkapkan Sandiaga Uno, bentuk dukungan Kemenparekraf terhadap Desa Wisata MEAT, pertama dalah kehadiran Kemenparekraf itu sendiri ke Desa Wisata MEAT. Kedua, koordinasi bersama sebagai side event Aquabike Jetski World Championship 2023, dan ketiga melalui Inalum yang all out, dan sudah 3 tahun ini membangun Desa Wisata MEAT.
“Ini bentuk kolaborasi kita. Mudah-mudahan ini bisa menjadi destinasi yang harus dikunjungi setiap kali kita ke Danau Toba,” ujarnya.
Disebutkan Sandi, diharapkan ke depan masyarakat di Desa Wisata MEAT lebih sejahtera, ekonominya meningkat, biaya hidup yang selama ini membebani karena harga-harga bahan pangan mahal, mereka bisa atasi dengan peningkatan pendapatan.
“Kalau lihat dari ulos yang dihasilkan di Desa Wisata MEAT ini, kelasnya sudah kelas yang sangat tinggi, dan value-nya juga bisa kita banggakan sebagai produk unggulan bagi Desa Wisata ini,” ujarnya.
Sementara itu VP CSR Inalum, Iqbal Sidabutar mengatakan, Inalum sudah berada di Desa Wisata MEAT sejak 2020. Mulai pendirian sanggar tari, pelatihan tari, bahkan sanggar tari sudah direplikasi sama desa tetangga.
Kemudian, juga ada program inovasi sosial. Selama ini, dikenal ada namanya red devil atau ikan merah, yang dikenal sebagai ikan predator di Danau Toba. Juga ada ikan kaca, yaitu ikan yang sering dibuang.
“Kita buat inovasi sosial. Jadi, red devil sama ikan kaca kita olah jadi produk bernilai seperti basreng (bakso goreng), kerupuk, dan sebagainya,” ungkapnya.
Pengolahan sampah juga. Olahan sampah plastik bisa jadi jam, seperti jam dinding. Kemudian juga membantu program untuk sekam padi diolah yang efeknya kepada pengurangan gas rumah kaca.
“Kalau selama ini masyarakat bakar ikan pakai tempurung, kayu bakar, sekarang mereka pakai brik. Kemudian ada juga inovasi sosial, eco enzim, dari sayur-sayuran, dan limbah rumah tangga diolah,” bebernya.
Terpisah, Ketua Desa Adat Ragi Hotang, Guntur Sianipar mengungkapkan, ulos adalah kearifan lokal yang ada di Desa Wisata MEAT. Sedangkan ulos yang diberikan dan dipakaikan ke Sandiaga Uno namanya Ulos Ragi Hotang.
“Maknanya itu, ragi adalah motif dan hotang adalah rotan. Jadi, rotan inilah kalau dulu untuk mengikat kayu, biasanya diberikan kepada pengantin, dengan makna supaya kuat dan berjalan tetap kuat sampai akhir,” tutup Guntur. (dsg/nof)
Load more