Tambang Emas Ilegal Diduga Dibekingi Aparat, Batang Kuantan Jadi Sungai Mati, Geopark Silokek Terancam
- Tim tvOne/Beni Roska
Seorang warga, Wati,54, yang sebelumnya mengaku pernah menggantungkan hidup lewat menangkap ikan di aliran Batang Palangki-Batang Kuantan, kini kehilangan mata pencahariannya.
Disebutkan ibu tiga anak tersebut, keluarga mereka tidak punya lahan perkebunan untuk digarap, untuk memenuhi kebutuhan hidup, sang suaminya menjalani profesi sebagai tukang penangkap ikan di aliran Batang Palangki. Dengan cara memasang jaring di beberapa titik menggunakan sampan, selanjutnya jaring diangkat untuk dipanen.
"Memasang jaring bisanya dilakukan sore hari, kemudian akan dibangkit kembali pagi harinya. Ikan yang berhasil didapat akan dijual untuk membeli segala kebutuhan hidup," ucapnya.
Jenis ikan tangkapan, sambungnya, ada ikan baung, garing, mansai, nila, tawas dan lain sebagainya. Harga jual, rata-rata Rp15 ribu per jerat, berat 1/2 kg dengan jenis/ukuran campur-campur. Hasil penjualan bisa mencapai Rp75 ribu per trip.
Namun sejak adanya aktivitas penambangan ilegal, tiap kali jaring dipanen hasilnya selalu mengecewakan, bahkan terkadang hanya dapat empat ekor saja. Itu pun ikan kecil-kecil lantaran kondisi air sungai tiada henti keruh, bahkan berbau.
Untuk membiayai hidup sehari-hari, kini suami Wati terpaksa jadi kuli serabutan, bahkan terkadang pulang tiap seminggu sekali karena lokasi bekerjanya di luar daerah.
"Payah kini Pak. Air sungai keruh (pekat), ikan sungai jadi punah," sesalnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Andri (37) seorang anggota komunitas mancing asal Sijunjung. Menurutnya kondisi aliran Batang Kuantan begitu buruk, hingga kestabilan ekosistem mahluk hidup di sepanjang aliran menjadi punah.
"Melihat situasinya keruh begini, jangankan ikan sungai, buaya pun tidak akan sanggup bertahan hidup di dalamnya," ujarnya.
Diakuinya, setahun lalu pihaknya bersama teman-temannya (Pemancing Mania Sijunjung) sempat bernafas lega, aliran sungai relatif membaik, hingga hobi mancing di sejumlah titik strategis dapat tersalurkan. Berbagai jenis ikan endemik berhasil didapatkan.
Namun kini, kondisi air sungai begitu buruk, keruh. Tak hayal nyaris tak ada ikan bisa didapatkan tiap kali memancing.
"Keruhnya aliran sungai kembali terjadi akibat tambang emas ilegal, dan itu dilakukan para mafia secara terang-terangan. Atas fenomena ini malah pihak kepilisian diam saja," ucapnya.
Load more