KPPU Kanwil I selanjutnya akan menunggu seberapa lama harga yang naik ini bertahan. Selain itu, Ridho juga mencontohkan untuk harga telur ayam yang kini juga masih tinggi dan sulit turun. Diduga karena harga faktor biaya produksi yang naik pula.
“Jadi kalau jual di harga dibawah produksi sulit ya. Informasi yang kita dapatkan untuk harga telur ayam dikisaran Rp1.550 per butir sampai Rp1.900 per butir. Penyebab harga naik ini juga dikarenakan adanya kenaikan harga pada pakan yang tinggi ini info dari pedagang yang hanya mengambil keuntungan sekitar Rp50 per butir,” jelasnya lagi.
Masalahnya pada harga pakan ini sangat bergantung pada jagung, sedangkan jagung bergantung dengan harga pupuk dan pupuk bergantung lagi pada impor.
“Ini semua berkaitan. Salah satunya kalau impor berkaitan dengan Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi harga,” terangnya.
Ia menilai bila harga produksi ini tetap bertahan tinggi, kemungkinan akan terjadi proses keseimbangan pasar yang baru.
“Produsen kan gak mau jual murah yang merugikan mereka. Sedangkan konsumen pun bila harga tinggi akan mengurangi konsumsinya. Masalah apakah ada pemain besar disini belum kita temukan indikasinya. Sedangkan bila masalah pakan masih terus kita dalami apakah ada praktek kartelnya,” ungkap Ridho diakhir wawancara. (sgh/cai)
Load more