Lebih lanjut, Arif menjelaskan saat itu yang pertama kali melihat adanya selongsongan peluru disekitar lokasi adalah rekannya yang bernama Hendra, namun terhadap selongsong peluru tidak dilakukan tindakan apapun.
"Sebelum kejadian berlangsung saya tidak ada mendengar keributan maupun suara letusan senjata api. Saya juga bersaksi bahwasanya dirinya sebelum kejadian berlangsung ada berpapasan dengan orang yang tidak ia kenali melintas dengan sepeda motor jenis bebek dan saya juga tidak mengetahui secara pasti dari mana atau mau kemana arah orang tersebut. Hanya saja lokasi tempat berpapasan tersebut tidak jauh dari TKP," papar Arif.
Dalam persidangan tersebut berdasarkan penjelasan kuasa hukum terdakwa Minola Sebayang ada kekeliruan pernyataan atau penjelasan saksi dihadapan majelis hakim dengan berkas acara pemeriksaan (BAP) kepolisian yang telah ditanda tangani saksi.
Dimana dikatakan saksi dalam persidangan, selongsong peluru saat itu terlihat di depan ban sepeda motor, namun dalam BAP dari kepolisian dikatakan selongsong peluru berada di ban depan.
Untuk mengetahui persis kesaksian tersebut akhirnya persidangan dilanjutkan di halaman Pengadilan Negeri Stabat dengan mempergunakan langsung barang bukti sepeda motor yang dikendarai korban dan selongsong proyektil yang disita petugas dari lokasi kejadian perkara hingga akhirnya diketahui bahwasanya selongsong proyektil saat ditemukan atau terlihat pertama kali berada persis di depan ban sepeda motor yang dikendarai korban.
Selanjutnya sidang kembali dilanjutkan kedalam ruang persidangan, setelah mendengarkan beberapa keterangan tambahan dari saksi, majelis hakim menutup persidangan dan akan dilanjut pada Selasa (16/5/2023) mendatang. (tht/haa)
Load more