Medan, tvOnenews.com - Meski Hari Lebaran Idul Fitri telah usai, namun harga sejumlah bumbu dapur terus mengalami perubahan. Salah satunya, terjadi pada komoditi cabai. Saat ini harga cabai di Pasar Rakyat Simpang Pemda, Jalan Setia Budi Medan, anjlok usai tiga pekan lebaran.
“Kalau mengenai cabe hari ini turun kali, tragis turunnya dibanding pas lebaran,” kata Rita Wati, salah satu pedagang sayur di Pasar Rakyat Simpang Pemda. Selasa (9/5/2023).
Untuk cabai merah saat ini ada diharga Rp19.000 hingga Rp20.000 per kilogram. Sebelumnya, harga cabai merah sempat dijual Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram.
“Cabai merah dia sekitar Rp17.000 pengambilan kami, kalau untuk kami jual sekitar Rp19.000 sampai Rp20.000 per kilonya, sebelumnya ya Rp30.000, Rp35.000 kami jual” ucapnya.
Sedangkan harga cabai hijau dan cabai rawit, saat ini kompak alami penurunan harga. Dikatakan Rita, saat lebaran harga komoditi cabai hijau dan rawit dia dijual dengan harga Rp60.000 per kilogram. Cabai hijau dijual dengan harga Rp28.000 hingga Rp30.000 per kilogramnya.
“Kalau untuk cabai hijau dan cabai rawit sama dia turun harganya, standart harganya sama juga dengan cabai merah. Harganya jual sekitar Rp15.000 sampai Rp18.000 gitulah. Tidak stabil gitu, cuma memang dia turun harga,” pungkasnya.
Sementara komoditi bawang dan tomat, harganya mengalami kenaikan. Untuk jenis Bawang Merah Jawa naik sebesar Rp5.000 per kilogram. Bawang putih naik sebesar Rp15.000 per kilogramnya. Tomat naik sebesar Rp5.000 per kilogram.
“Bawang merah ini udah mulai naikla, karena dia agak tinggi modalnya pun udah sekitar Rp29.000. Kalau dijual sekitar Rp30.000 sampai Rp35.000 jenis Bawang Jawa. Bawang putih sama juga naik juga. Harga bawang putih hari ini modalnya sudah Rp38 ribu, sebelumnya dia sekitar Rp23.00 sampai Rp25.000. Kalau tomat sangat turun yah, per kilonya mau dia Rp3.000 waktu lebaran, sekarang dia sudah agak naik sekitar 20 persen dari yang sebelumnya. Sekarang kami menjual per kilonya Rp8.000,” ujarnya.
Rita menyebut, anjloknya harga cabai saat ini dipicu karena ketersediaan stok yang melimpah serta menurunnya ekonomi masyarakat saat ini.
“Karena banyak barang di sana melimpah, sudah gitu sekarang ini orang-orang pada susah pendaptannya tidak sepadankan,” tutupnya. (zul/cai)
Load more