Bang Meang, sapaan akrabnya, menyebut organisasi seperti itu dengan sebutan 'Organisasi Proposal'. Sebagian mahasiswa Padang Lawas di perantauan, kata dia, banyak yang terjangkiti 'penyakit' ini.
Bang Meang mengimbuhkan, mereka adalah kader-kader organisasi yang selama ini hidup dari anggaran Pemerintah Kabupaten Padang Lawas. Ia pun menegaskan bahwa AMP adalah antitesis dari organ-organ mahasiswa semacam itu.
"AMP adalah organisasi mandiri yang menghidupi operasionalnya dengan kantong-kantong para pengurusnya. Organisasi ini tidak hidup dari proposal. Sekelas Pemkab saja segan. Mereka mau memberi rumah dan fasilitas lain, kita enggak terima karena ini untuk menjaga independensi," katanya.
Ia pun berharap agar semua kader AMP merawat kesadaran tentang pentingnya independensi. Prinsip yang selama ini dipegang oleh AMP adalah berdikari dan mampu membuat kontribusi nyata bagi 'Tano Hatubuan'–sebutan untuk tanah kelahiran Padang Lawas.
"Di Tapanuli Bagian Selatan, AMP adalah organisasi pertama yang merangkul semua pemuda dari berbagai lapisan, baik mahasiswa maupun di luar mahasiswa. AMP hingga kini istikamah memilih jalan independen dan terhindar dari uang-uang proyek Pemkab," tandasnya.
Load more