Kongres Ilmuwan Muda 2025, Perkuat Sains Inklusif Hingga Isu Bencana
para peserta kongres menilai bencana alam saat ini seperti di Aceh-Sumatra memperlihatkan lemahnya integrasi antara data ilmiah, pengetahuan lokal, dan komunikasi risiko.
Selasa, 9 Desember 2025 - 15:34 WIB
Sumber :
- wawan setyawan
Makassar, tvOnenews.com - Kongres Ilmuan Muda Indonesia (KIMI) 2025 digelar di Universitas Hasanuddin Makassar. Memperkuat Inclusive science leadership (ISL) dan rekomendasi respon hingga pencegahan bencana alam ditengah perubahan iklim.
Ketua Akademi Ilmuan Muda (ALMI), Dr Lilis Mulyani, mengatakan pihaknya terus mendorong cara kerja ilmiah yang lebih reflektif dan kolaboratif, terutama untuk isu strategis seperti bencana dan kesehatan.
“Kammi sedang mencoba beberapa cara, tapi ada beberapa policy paper, kemudian pernyataan untuk rekomendasi kebijakan. Mengupayakan pedekatan multi disiplin untuk menjawab misalnya soal bencana kami ada ahlinya dari BRIN. Kemudian untuk kesehatan misalnya kami ada keilmuan dari kedokteran” ujar Dr Lilis.
Lilis menerabgkan ke depan ALMI, AIPI, dan BIPI dapat hadir secara lebih sistematis sebagai penasihat sains bagi pemerintah.
“Saat ini kontribusi ilmuwan lebih banyak secara kelompok atau individu yang bekerja di dalam pemerintahan. Kami ingin membawa masukan ilmiah yang lebih terstruktur untuk perubahan kebijakan,” tegasnya.
Dalam forum yang sama, para peserta kongres menilai bencana alam saat ini seperti di Aceh-Sumatra memperlihatkan lemahnya integrasi antara data ilmiah, pengetahuan lokal, dan komunikasi risiko.
Kongres juga mengeluarkan rekomendasi kebijakan nasional agar prinsip ISL masuk ke sistem riset Indonesia. Para ilmuwan menilai penyusunan kebijakan mitigasi bencana harus lebih serius mengacu pada temuan akademik.
Dalam Kongres tersebut Ilmuan musa juga berdiskusi dengan sejumlah Ilmuan dari Austria. Konsul Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, menyatakan dukungan penuh pemerintah Australia terhadap agenda ilmiah Indonesia, termasuk kongres ini.
“Saya sangat bangga pemerintah Australia mendukung Kongres Ilmuwan Indonesia. Kami mendukung kemitraan peneliti dari Australia dan Indonesia,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa isu bencana dan iklim merupakan tantangan global.
“Ini bukan hanya tantangan Indonesia atau Australia, tapi seluruh dunia. Perubahan iklim dan bencana memengaruhi kesehatan dan infrastruktur, apalagi di daerah terpencil. Ini peluang luar biasa bagi ilmuwan kedua negara untuk bekerja sama,” tambahnya. (wsn/frd)
Load more