Transaksi Misi Dagang Jatim-Sultra Tembus Rp 1,048 Triliun Lebih, Gubernur Khofifah Komitmen Perluas Pasar dan Jejaring
- tim tvone - tim tvone
Kerja sama ini juga menjadi perekat sinergi yang memperkokoh ketahanan ekonomi antarwilayah dan membuka peluang investasi baru. Pada 2023, total perdagangan Jatim-Sultra mencapai Rp 3,14 triliun, dengan nilai bongkar Rp 1,19 triliun dan muat Rp 1,95 triliun, sehingga neraca perdagangan Jatim-Sultra surplus Rp 752 miliar. Potensi ini diharapkan terus berkembang melalui forum misi dagang.
Kinerja ekonomi Jawa Timur tetap solid. Pada Triwulan III-2025, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat 5,22% (y-on-y), lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,04%, dengan total PDRB ADHB mencapai Rp 867,39 triliun.
Kontribusi Jatim mencapai 14,54% PDB nasional dan 25,65% PDRB Pulau Jawa. Surplus perdagangan tercatat Rp 178,74 triliun pada triwulan III-2025, sementara pada perdagangan antarwilayah nasional 2023, Jatim mencatat surplus terbesar senilai Rp 209 triliun.
Sejak 2019 hingga 2025, Pemprov Jatim telah menggelar 47 misi dagang domestik dengan nilai komitmen transaksi Rp 21,81 triliun, melibatkan 2.040 transaksi dan 2.180 pelaku usaha. Misi di Kendari ini merupakan penyelenggaraan ke-11 sepanjang 2025.
Jatim juga aktif menggarap pasar internasional, dengan enam misi dagang luar negeri sejak 2022–2025 di Riyadh, Kuala Lumpur, Dili, Hong Kong, Osaka, dan Singapura, yang membukukan potensi transaksi Rp 5,86 triliun melibatkan 59 pelaku usaha. Khusus misi dagang dengan Singapura baru-baru ini, tercatat nilai transaksi Rp 4,163 triliun dari 21 transaksi, menjadi misi dagang luar negeri tertinggi sejak 2022.
Pada 2024, total ekspor Jatim mencapai Rp 1.499,86 triliun, sementara impor Rp 1.311,93 triliun, sehingga neraca perdagangan Jatim surplus Rp 187,93 triliun.
“Dengan rantai pasok yang kuat, hilirisasi produk, serta capaian perdagangan domestik dan internasional, Jawa Timur menunjukkan strategi perdagangan yang efektif, sekaligus memperkokoh daya saing produk unggulan di tingkat nasional maupun global,” pungkas Khofifah.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka menyampaikan bahwa kolaborasi antar daerah menjadi kunci dalam mempercepat pemerataan pembangunan dan memperluas peluang ekonomi.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri, jadi tidak kompetisi tapi kolaborasi. Nah, kolaborasi ini terus kita sinergikan secara berkelanjutan,” tegasnya.
Gubernur Andi juga menyebut bahwa pemerintah Sulawesi Tenggara siap menjadi perekat sinergi dalam memperkuat konektivitas kawasan timur Indonesia. Dengan keterbukaan, kerja cepat, dan penguatan jejaring antarpelaku usaha, ia optimistis kolaborasi ini akan menghasilkan dampak nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Load more