Lanjutnya, putusnya jembatan darurat ini sudah yang kesekian kalinya. Untuk membuat jembatan darurat pihak desa harus membeli batang pohon kelapa.
"Setiap kali jembatan darurat ini putus biaya yang kami keluarkan untuk membuat jembatan darurat menelan anggaran sekitar 3 sampai 5 juta rupiah," bebernya.
Pemerintah Desa Bonda sendiri sudah seringkali bermohon kepada Pemkab Mamuju, agar dibuatkan jembatan permanen. Namun jembatan permanen tersebut belum bisa dibangun oleh pemerintah kabupaten.
Halaman Selanjutnya :
"Pengakuan pemerintah kabupaten sampai saat ini belum ada anggaran untuk pembuatan jembatan permanen. Pemerintah kabuoaten kini sudah angkat tangan," tutur Darwis.
Load more