Puluhan Pemuda Berunjuk Rasa Buntut Polemik Hilangnya Kunci Brankas Benda Pusaka dan Mahkota Kerajaan Gowa
- idris tajannang
Gowa, tvOnenews.com - Puluhan mahasiswa dan pemuda yang mengatakan dirinya pemerhati budaya, menggelar aksi unjuk rasa terkait polemik Pengelolaan Museum dan istana kerajaan Balla Lompoa di Gowa, Sulawesi Selatan.
Para pemuda dan mahasiswa awalnya akan menggelar aksi unjuk rasa di rumah kediaman Raja Gowa ke-38 yakni Andi Kumala Ijo Daeng Sila Karaeng Lembang Batara Gowa III di jalan Agus Salim, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Namun para pendemo tidak sampai ke rumah kediaman Raja Gowa ke-38 lantaran dihadang oleh puluhan pasukan dari Lembaga adat kerajaan Gowa bersenjatakan Badik dan sudang.
Bahkan aksi penghadangan itu nyaris ricuh setelah seorang ibu rumah tangga ikut menghadang dan melarang para pemuda dan mahasiswa datang kerumah raja Gowa untuk melakukan unjuk rasa.
Jenderal Lapangan, Andi Aas mengungkap jika aksinya tersebut untuk mendengarkan sejauh mana penyelesaian kisruh pengelolaan museum dan istana kerajaan Balla Lompoa yang menimbulkan polemik panjang di Kabupaten Gowa.
"Karena adanya kisruh pengelolaan museum dan istana Balla Lompoa yang membuat masyarakat Kabupaten Gowa memunculkan mosi tidak percaya sehingga kami turun menggelar aksi unjuk rasa," kata Andi Aas selaku Jendral Lapangan, Kamis (18/7/24).
Meskipun tidak bisa menemui Raja Gowa ke-38, Andi Aas mengaku bisa mendapat penjelasan meskipun lewat kuasa hukum dari Raja Gowa Andi Kumala Ijo.
"Kami sudah mendengarkan apa persoalan sebenernya meskipun melalui kuasa hukum Raja Gowa ke-38," sebutnya.
Dalam aksinya, Andi Aas dan beberapa mahasiswa dan pemuda menyatakan tuntutan dihadapan kuasa hukum Andi Kumala Ijo Raja Gowa ke-38.
"Isi tuntutan yang kita bawa itu bagaimana pencabutan peraturan Pemda terkait lembaga adat, sehingga kemudian lembaga adat di tanah Sulawesi ini terkhusus di Gowa ini untuk kemudian terjaga dan terlestarikan," pungkasnya.
"Apalagi adanya dikatakan bahwa tidak mendapatkan kunci brankas. Kami menilai itu ada kelalaian yang sangat besar karena ini kediaman adalah kediaman raja kenapa dia tidak mendapatkan kunci sama sekali ini yang menjadi pertanyaan besar kemana kemudian kita selaku mahasiswa dan Pemda ingin terus melestarikan budaya dari nenek leluhur kita," sambungnya.
Load more