Ratna menguraikan, neneknya Opu Daeng Risaju, merupakan perempuan tangguh dan bertangan besi. Perjuangannya dalam merebut Kemerdekaan RI memang layak diapresiasi. Opu Daeng Risaju pernah mendapatkan siksaan tentara NICA di Kecamatan Bajo. Kala itu, Opu Daeng Risaju dipaksa berdiri dibawah terik matahari sampai sebelah matanya rusak.
"Kemudian diletuskan senjata api di pundaknya sampai merusak pendengarannya. Opu Daeng Risaju tidak hanya mengorbankan hartanya, tapi juga rela menumpahkan darah dan air matanya untuk kemerdekaan negara kita," tuturnya.
Opu Daeng Risaju, lahir di Luwu tahun 1880 dan wafat di Palopo tahun 1964 diusia 84 tahun. Opu Daeng Risaju kata Ratna wafat karena sakit dan dirawat di rumahnya di Jalan Rell, sekarang jadi Jalan KH Kadir Daud, Palopo. Setelah wafat, Opu Daeng Risaju dimakamkan di kompleks pemakaman Lokkoe, kemudian oleh Pemerintah Kabupaten Luwu, dipindah ke Taman Makam Pahlawan di Belopa, Kabupaten Luwu setelah Opu Daeng Risaju jadi pahlawan nasional.
Nama Opu Daeng Risaju ramai dijadikan jadi nama jalan, beberapa daerah yang mengabadikan namanya jadi nama jalan diantaranya di Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, Kota Parepare dan Kota Makassar.
Sementara Irwan Bachry Syam, salah seorang tokoh masyarakat di Luwu Timur, mengaku sangat berbangga dengan disematkannya nama Opu Daeng Risaju sebagai nama salah satu jalan di Makassar.
Load more