"Virus ini sudah sebulan lalu menyerang ternak kami, dan kami berharap ada penguatan mental dari pemerintah karena tidak main-main kerugian finansial yang kami alami," kata Slamet.
Slamet menambahkan, ternak babi miliknya sebanyak 170 ekor saat ini tersisa beberapa ekor saja. Di desanya rata-rata warga punya ternak babi dan terancam mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
"Bangkai ternak babi saya dibakar atau dikuburkan, saya tidak tahu peternak mana yang buang bangkai babinya ke sungai," kata Slamet.
Sementara itu, data terbaru ternak babi yang mati akibat terjangkit virus ASF, mencapai 8 ribu ekor. Jumlah ini untuk waktu satu bulan sejak virus ASF mewabah di Luwu Timur. (Has/ask)
Load more