Kisah Pilu Risal, Bocah yang Sejak Kelas 4 SD Menjadi Tulang Punggung Keluarga
- Joe Kenaru
Lumpuh sejak 2016
Menurut Risalianus, ibunya Wihelmina Mbi tiba-tiba jatuh sakit dan perlahan lumpuh total sejak tahun 2016 tak lama setelah Wihelmina melahirkan anak keduanya,Risela yang sejak bayi diasuh oleh neneknya di Pepil Wukir.
Tak cuma lumpuh dan hilang kemampuan berbicara, Wihelmina Mbi juga memiliki sakit jiwa. Tapi gangguan jiwa Wihelmina muncul tahun 2015 atau 7 tahun setelah menikah dengan Benediktus Posen.
“Sebelum sakit bapa mama rajin ke kebun saya juga sering diajak ke kebun. Kalau mama sakit sejak tahun 2016,” kata Risal ditemui Senin (9/5/2022).
Dia tak menyangka cobaan yang menimpa keluarganya bisa segetir itu. Permainan takdir rupanya berlanjut. Pertengahan tahun 2017 ayahnya Benediktus Posen juga mengalami sakit serupa dengan Wihelmina, lumpuh setelah pulang bekerja dari kebun.
Sejak kedua orang tuanya sakit, Risal mengurusi kedua orang tuanya seorang diri. Risal yang pada tahun 2017 masih duduk di bangku kelas 4 SD terpaksa menjadi tulang punggung keluarga.
Pedih merintih merangkak bersama bayang-bayang permainan takdir yang entah kapan berakhirnya. Risal bak lilin kecil yang bertahan menyala di tengah amuk angin.
Masa kecil yang seharusnya penuh ceria seperti yang dirasakan oleh anak-anak kebanyakan tersisihkan dari kehidupan Risal. Anak desa yang tumbuh seadanya di kampung yang sunyi kehilangan waktu bermain selama bertahun-tahun.
Sejak dari umur 12 tahun sampai kini dia berusia 15 tahun, si anak sulung bergulat membagi waktu, mengurusi ayah dan ibu yang lumpuh. Roda kehidupan seperti berhenti berputar, permainan takdir kian mengerikan. Ayahnya Benediktus Posen meninggal pada pertengahan April 2022.
Risal yang yatim kini tinggal berdua dengan ibunya. Untung saja Almarhum Benediktus Posen mewariskan kebun kopi dan kebun kemiri. Uang hasil menjual kopi dan kemiri digunakan untuk membeli beras, sabun dan berbagai kebutuhan lainnya.
“Sejak kedua orang tua saya sakit saya menjadi tulang punggung keluarga. Petik kopi pungut kemiri lalu jual. Untung saja, ketika saya kesulitan mencari uang ada keluarga yang membantu. Saya sedih sekarang hidup berdua saja dengan mama, bapa meninggal bulan lalu (April),” tuturnya.
Load more