tvOnenews.com - Presiden RI Prabowo Subianto dinilai sudah siap dan sudah berpikir jauh ke depan soal perang dagang yang digaungkan baru-baru ini ke dunia oleh Presiden AS Donald Trump, termasuk ke Indonesia, dengan pemberlakuan tarif dagang baru.
Khairul Fahmi, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mengatakan medan perang baru di dunia saat ini bukan lagi sekadar persoalan pembangunan atau pertumbuhan, melainkan geopolitik yang kian “brutal dan tanpa ampun.”
Menurut dia, dalam lanskap ini, ekonomi bukan lagi sekadar urusan angka atau pasar, melainkan bagian integral dari strategi pertahanan nasional.
“Presiden Prabowo sudah berpikir jauh ke depan untuk menjadikan ekonomi sebagai fondasi pertahanan nirmiliter yang menyatu dengan sistem keamanan nasional,” ujar Fahmi dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (6/4)
Ia menjabarkan langkah-langkah ekonomi Prabowo seperti hilirisasi industri strategis, pembangunan lumbung pangan, transisi energi, dan insentif industri nasional tidak boleh dipandang sebagai proyek sektoral semata. Melainkan adalah bangunan awal dari benteng ketahanan nasional yang akan menentukan nasib Indonesia dalam puluhan tahun ke depan.
“Sejak awal, pemerintahan Prabowo tidak hendak membiarkan ekonomi kita hanya menjadi penyangga pertumbuhan global. Sektor strategis hendak ditransformasi menjadi pilar ketahanan nasional: dari industri pertahanan, pangan, energi, hingga teknologi. Kebijakan ekonomi harus dijalankan tidak hanya untuk mengejar angka, tetapi untuk membangun daya tahan dan daya saing,” jelasnya.
Load more