Seruyan, tvOnenews.com - Anak-anak pekerja perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Hamparan Masawit Bangun Persada (PT. HMBP), yang terpaksa ikut orangtuanya mengungsi dari rumah atau bedeng yang mereka tinggali, diberikan trauma healing untuk memulihkan psikis mereka .
"Mudah-mudahan ini bisa membantu memulihkan psikis mereka yang kemungkinan besar bisa mempengaruhi pertumbuan mereka nanti. Mereka kan sempat menyaksikan dan merasakan sebuah peristiwa yang tidak seharusnya mereka lihat dan rasakan," terang Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah, Kombes Pol Erlan Munaji, Senin (25/9/2023).
Trauma healing ini dilakukan oleh Polwan Polda Kalteng dan Polres Seruyan. Mereka mencoba membangkitkan kembali semangat anak-anak yang sebelumnya sempat mengalami ketakutan yang luar biasa.
Para anak kecil dan balita dikumpulkan dibawah tenda pengungsi, kemudian disana mereka diajak bermain dan bernyanyi, serta diselipkan kalimat penyemangat oleh para polwan yang datang kesemua titik pengungsian para pekerja sawit tersebut.
"Polwan kami mendatangi satu persatu lokasi pengungsian yang jumlahnya ada 16 titik. Disana anak-anak diajak bergembira hingga diberi bingkisan agar mereka bisa terus bersemangat setelah melewati sebuah peristiwa yang mungkin menakutkan bagi mereka," kata Erlan.
Rencananya kegiatan ini akan terus dilakukan oleh para polwan, agar anak-anak benar-benar bisa melupakan peristiwa kelam tersebut.
Dalam waktu segera pihak kepolisian bersama pemkab Seruyan akan mengusahakan agar anak-anak yang mengungsi bisa bersekolah kembali. Rencananya mereka akan dititipkan ke sekolah di desa Tabuku.
"Harapan kita, dengan bersekolah mereka bisa bersosialisasi kembali dengan teman-temannya, bermain bersama dan belajar. Kami yakin hal ini akan semakin cepat memulihkan kondisi psikis mereka," harap Erlan.
Sementara itu camat Seruyan Raya, M. Abdi Radhiyanie, menengaskan, jumlah total pengungsi yang terdata ada sebanyak 1.100 jiwa. Mereka semua adalah pekerja sawit PT. HMBP bagian panen buah atau pekerja harian.
Sebelum ditempatkan dipengungsian, para pekerja ini sempat bersembunyi di hutan, kemudian mereka dievakuasi petugas kepolisian dan petugas kecamatan serta desa, untuk pindah lokasi mengungsi.
"Sejak terjadinya rusuh hari Kamis lalu, ada isu atau berita hoax yang beredar jika rumah mereka akan dibakar massa, meraka akhirnya semua kabur dari bedeng karena merasa ketakutan, padahal isu itu tidak benar sama sekali," kata Abdi.
(dsi/asm)
Load more