Sidoarjo, Jawa Timur - Forkopimda (Forum Pimpinan Daerah) Jawa Timur, Senin (6/2) siang, menggelar Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Semeru 2023 dan Pengamanan Puncak Harlah I Abad NU (Nahdlatul Ulama) di Lapangan GOR Delta, Kabupaten Sidoarjo.
Apel gelar pasukan dipimpin langsung Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto dan Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal TNI Farid Makruf, Kabinda Jatim, PJU Polda Jatim, PJU Kodam V Brawijaya, diikuti Forkopimda Sidoarjo, Bakesbangpol, Dishub, Satpol-PP, BPBD Provinsi dan Kabupaten.
Khofifah Indar Parawansa, dalam arahannya menyebutkan, hari ini berada pada posisi yang memungkinkan memberikan bukti pengabdian lebih baik, lebih kuat, lebih sinergi dan lebih kolaboratif.
Apel gelar pasukan operasi keselamatan semeru 2023 serta pengamanan puncak harlah satu abad Nahdlatul Ulama, kegiatan ini puncaknya akan dilaksanakan pada besok pagi yang dihadiri Presiden RI, Wakil Presiden RI, para pejabat tinggi negara, tamu-tamu ulama Mukti dunia dan tentu masyarakat luas terutama warga NU yang diperkirakan mencapai 1 juta orang.
"Semua tentu perlu koordinasi sinkronisasi dan kolaborasi diantara semua elemen strategis terutama jajaran TNI jajaran Polri jajaran Banser Satpol PP, Kasbangpol dan institusi lainnya," kata Khofifah Indar Parawansa.
"Saya ingin mengajak kepada kita semua beberapa hal yang harus kita underline bersama, bahwa kita berharap semuanya bisa melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kerawanan-kelawanan yang ditimbulkan karena berbagai hal yang kita tentu sudah bisa melakukan identifikasi jangan sampai terjadi gangguan Kamtibmas," lanjut dia.
Jika terjadi tumpukan massa dalam jumlah besar maka pengelolaan sistem kihmat, serta pengamanan secara optimal agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan aman, lancar. Ada beberapa hal yang ditekankan pada apel gelar pasukan.
"Pertama adalah laksanakan deteksi dini terhadap seluruh potensi kerawanan yang terkait dengan kanseltik dan lantas agar pelaksanaan operasi dapat berjalan maksimal dan tentu kita berharap semuanya tepat sasaran," jelasnya.
"Berikutnya laksanakan kegiatan edukasi kepada masyarakat secara Intens khususnya kepada seluruh kalangan anak muda yang akan memberikan hikmahnya pada puncak harlah satu abad Nahdlatul Ulama ini dan sampaikan kembali jangan ada konvoi, jangan ada pelanggaran lalu lintas. Mari kita cegah bersama-sama terhadap potensi pelanggaran yang kemudian berpotensi pada terjadinya kecelakaan lalu lintas dan kejahatan lainnya berupa ancaman dalam bentuk apapun di luar batas kewajaran," harapnya.
Berikutnya yakni, kemungkinan terjadinya pelanggaran dan lakalantas terutama di jalan tol, arteri dan perlintasan kereta api. Kapolda sering mengingatkan di perlintasan kereta api karena masih ada perlintasan kereta api tanpa penjagaan.
"Berikutnya saya mohon kepada semua terutama pasukan yang bergerak di lapangan, jaga kesehatan. Tetap pedomani protokol kesehatan dalam pelaksanaan tugas agar para anggota yang bertugas di lapangan dapat menjalankan tugas secara optimal," tutup dia.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Toni Harmanto, menjelaskan, kegiatan hari ini ada dua yaitu, operasi keselamatan lalu lintas ini tentu berkaca dari evaluasi masalah peningkatan angka kecelakaan lalu lintas. Dimana juga jajaran forkopimda dan stakeholder peduli pada masalah keselamatan berlalu lintas.
"Beberapa hal yang disampaikan Gubernur diantaranya, peningkatan koordinasi, kolaborasi dalam persiapan pelaksanaan kemudian yang terpenting adalah bagaimana bisa meminimalisir potensi-potensi, kemudian memetakan deteksi dini terhadap isu-isu yang mungkin bisa terjadi karena bertumpuknya jumlah massa," lanjut dia.
Berikutnya adalah masalah dengan kesiapan dari anggota-anggota. Semua juga dalam keadaan sehat dan fit untuk melaksanakan kegiatan pengamanan.
Untuk jumlah anggota yang disiagakan sebanyak 4500 anggota. Zonasi yang kita lakukan itu akan memudahkan lagi dalam mencegah antisipasi terhadap persoalan-persoalan yang akan muncul berkaitan dengan masalah penumpukan massa.
"Kemudian hal-hal yang mungkin timbul misalnya pencurian dan sebagainya kita berharap dengan konsep yang kita laksanakan dengan membagi zonasi tadi ini juga akan bisa memecah konsentrasi massa kemudian meminimalisir potensi isu isu yang terjadi," tutup dia.
Ada 62 titik konsentrasi kita, nanti di videotron dan beberapa tempat lagi yang memang semuanya bisa kita pantau dengan e monitoring. (khu/hen)
Load more