Surabaya, tvOnenews.com - Tiga terdakwa dari unsur polri tragedi Kanjuruhan menjalani sidang pemeriksaan saksi perdana di ruang Cakra, Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (31/1) pukul 10.00 WIB. Kali ini, tiga terdakwa polri tersebut dihadirkan secara langsung di ruang persidangan, setelah pada sidang sebelumnya hanya mengikuti jalani sidang melalui teleconference.
Untuk efisiensi waktu, jaksa penuntut umum meminta kepada majelis hakim agar ke tiga terdakwa menjalani sidang secara bersamaan. Tiga terdakwa tersebut yaitu Akp Hasdarmawan, Akp Bambang Sidik Achamdi, dan Kompol Wahyu Setyo Pranoto.
Sidang pemeriksaan saksi terdakwa polisi, jaksa penuntut umum memanggil 39 saksi, namun yang terkonfirmasi hadir yaitu 25 orang. Saksi yang dihadirkan diantaranya saksi korban, saksi steward dan anggota PSSI.
“Hari ini kita panggil 39 orang, yang terkonfirmasi hadir 25 orang,” tegas Rahmat Hary Basuki, Jaksa Penuntut Umum.
Pemeriksaan Saksi Steward
Pada sesi pertama sidang pemeriksaan saksi, tujuh saksi steward memberikan kesaksian dihadapan majelis hakim yang dipimpin oleh Abu Achmad Sidqi Amsya. Secara teknis JPU memberikan pertanyaan, dan masing-masing saksi menjawab secara bergantian.
Diketahui dalam pernyataan saksi steward, mereka kompak mengatakan tidak ada surat tugas resmi dalam penunjukan steward, hanya secara lisan. Pada saat jelang laga Arema FC melawan Persebaya, Sabtu (1/10), para steward datang di stasiun kanjuruhan, Malang mulai pukul 14.00 WIB. Dan setelahnya, dilakukan brifing yang dipimpin ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris. Pada pukul 15.30 WIB steward mulai menepati pada posisi masing-masing.
Dipaprkan, di stadiun Kanjuruhan ada 14 pintu ekonomi, dan 1 pintu vip dan 1 pintu vvip, jadi total ada 16 pintu. Pintu tersebut dijaga anggota polisi, steward dan anggota TNI. Sementara untuk jumlah steward yang berjaga berjumlah steward 250 orang.
Dalam kesaksian para steward mengatakan, saat pertadingan berakhir, para steward yang berjaga di luar, melalui HT diperintahkan untuk masuk ke dalam stadiun. Namun pada saat akan masuk ke lapangan para steward tidak dapat masuk karna keadaan di dalam sudah ceos.
"Saya melihat gas air mata, dan kondisinya ceos. Saya kenak gas air mata, rasanya pedih," ujar salah satu saksi steward.
Sementara itu, kesaksian Ahmad Yoni selaku koordinator steward dalam stadiun, memaparkan kejadian pasca pertandingan Arema FC melawan Persebaya tersebut.
"Suporter merangsak masuk dan mau mendekati pemain arema dan saya berusaha menghalau suporter. Lalu sebelum meminta bantuan, penembakan gas air mata sudah terjadi," ujar Ahmad Yoni koodinator steward dalam stadiun.
“Penonton hanya merangsak masuk. Setelah ada gas air mata, penonton mulai ceos,” tegasnya.
Selain itu, Ahmad Yoni juga mengaku dirinya tidak pernah mendapatkan pelatihan jika terjadi keadaan darurat. Ia juga mengatakan tidak ada Informasi dari pengeras suara yang ada di dalam stadiun Kanjuruhan untuk menenangkan massa saat keadaan ceos terjadi. (gol)
Load more