Gresik, Jawa Timur - Masih berlangsungnya pemadaman aliran listrik di pulau Bawean, Kabupaten Gresik, membuat Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani marah. Fandi kecewa dengan pelayanan PLN UP 3 Gresik dan PJB UP Gresik.
Menurut Fandi pihaknya telah memfasilitasi menggunakan kapal perang milik TNI-AL, KRI Soeharso untuk berlayar ke Pulau Bawean akibat cuaca buruk, namun tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk pengiriman genset secara maksimal.
Pria yang akrab disapa Gus Yani itu terlihat geram karena PLN unit pelayanan 3 Gresik masih memberikan pelayanan yang buruk. Buktinya, hingga detik ini warga di Pulau Bawean masih mengalami pemadaman secara bergilir sejak awal Desember 2022 lalu.
"Kami sudah siapkan KRI Soeharso, diskresi Bupati luar biasa lo ini untuk warga Pulau Bawean, tapi tidak dimanfaatkan dengan optimal oleh PLN UP 3 Gresik dan PJB UP Gresik. Warga Pulau Bawean masih mengalami pemadaman bergilir hingga hari ini," ujarnya.
Ditambahkan Fandi, dua hari sebelum KRI Soeharso berangkat, PLN UP 3 Gresik dan PJB UP Gresik menyanggupi mengirim 20 genset. Namun, faktanya genset yang dikirim ke Bawean jumlahnya jauh di bawah itu. Hal ini pun membuat Bupati milenial itu emosi lantaran warganya yang di Pulau Bawean masih mengalami pemadaman secara bergilir.
"Wes pokok'e PLN dan PJB pelayanane buruk," ucapnya dengan nada emosi.
Pemadaman secara bergiliran di 42 Desa di Pulau Bawean itu mengganggu aktifitas warga Bawean. Termasuk aktifitas pendidikan di Pulau Bawean. Kondisi ini juga dirasakan sejumlah sekolah. Salah satunya UPT SDN 387 Gresik, Desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak.
"Mengganggu sekali bapak. Selama pemadaman bergilir itu kami tidak bisa melakukan kegiatan yang berhubungan dengan IT. Ruang kelas pun juga gelap selama KBM, kasihan para siswa," ungkap Waluyo Iskak, Kepala UPT SDN 387 Gresik.
Sementara itu, Kepala PLN UP 3 Gresik, Bustani meminta maaf adanya pemadaman secara bergilir di pulau Bawean. Karena kondisi cuaca yang buruk dan manajemen beban membuat PLN terpaksa melakukan pemadaman listrik di Pulau Bawean.
"Iya kami mohon maaf, saat itu hanya empat genset yang bisa kami kirim menggunakan kapal perang KRI Soeharso yang difasilitasi pak Bupati," pungkasnya saat dikonfirmasi awak media. (mhb/gol)
Load more