Sementara itu, dampak angin kencang juga terjadi di Kecamatan Poncol dan Panekan. Namun kerusakan hanya pada atap kios dan sebagian rumah warga.
“Dari 9 titik itu terparah ya ada di sarangan, selain pohon ada tenda roboh di pintu masuk itu belum tertangani, karena kita fokuskan dulu penanganan evakuasi pohon karena menutup akses jalan," pungkasnya.
Sementara itu, menurut Kepala Desa Sarangan, Prima Suhardi Putra, mengatakan angin kencang seperti ini sudah biasa terjadi setiap setahun sekali.
“Kalau orang Jawa, khususnya Magetan ini dikenal dengan mongso Pitu ( bulan ke 7 biasanya terjadi pada bulan Desember yaitu puncak musim penghujan yang akan beralih ke musim kemarau. Ini sudah biasa setiap tahunya mas," ucap Prima.
Namun demikian, warga tetap diimbau waspada dan lebih berhati-hati. Terutama bagi warga yang rumahnya di bawah pohon. Biasanya kondisi angin kencang akan berakhir dalam jangka waktu 3 hari.
“Kalau pohon ada puluhan mas yang roboh cuman kecil-kecil, kan ini telaga dikelilingi hutan. Tapi Alhamdulillah nya tidak ada korban sehingga seluruh wahana wisata yang ada di Plaosan ini tetap dibuka," tutup Prima. (Men/ree)
Load more