Magetan, Jawa Timur - Cuaca buruk berupa angin kencang menerjang sejumlah wilayah di 3 Kecamatan di Kabupaten Magetan, Jumat dini hari (23/12/2022) pukul 01.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB. Dampak terparah terjadi di sejumlah lokasi wisata di Kecamatan Plaosan.
Sejumlah tenda diantaranya, pos pantau bencana hidrometeorologi milik BPBD Kabupaten Magetan yang berada di gedung kantor literasi di Plaosan roboh.
Begitu juga pos pengamanan liburan Natal dan Tahun Baru(Nataru) 2022-2023 di halaman parkir kebun Refugia Plaosan juga porak-poranda usai diterjang angin kencang.
Kepala BPBD Kabupaten Magetan, Ari Budi Santoso mengatakan memang menjelang liburan Natal dan tahun baru ini, TNI-Polri dan BPBD mendirikan tenda pos pengamanan di sejumlah lokasi. Sehingga banyak dari tenda tersebut yang porak-poranda hingga roboh.
“Dampak angin kencang tadi malem itu banyak merobohkan tenda semi permanen milik kita dan milik polisi yang baru didirikan untuk pos pengamanan liburan Nataru," kata Ari.
Tak hanya memporak-porandakan tenda pos pengamanan, angin kencang juga merobohkan puluhan pohon berbagai jenis yang berada di pinggir Telaga Sarangan. Bahkan terdapat dua kios milik warga yang rusak tertimpa pohon yang roboh.
“Kalau pohon roboh itu di Plaosan ada 9 titik. Salah satu titik paling parah Berada telaga Sarangan. Dimana 1 pohon berukuran besar roboh dan menimpa dua kios," imbuhnya.
Sementara itu, dampak angin kencang juga terjadi di Kecamatan Poncol dan Panekan. Namun kerusakan hanya pada atap kios dan sebagian rumah warga.
“Dari 9 titik itu terparah ya ada di sarangan, selain pohon ada tenda roboh di pintu masuk itu belum tertangani, karena kita fokuskan dulu penanganan evakuasi pohon karena menutup akses jalan," pungkasnya.
Sementara itu, menurut Kepala Desa Sarangan, Prima Suhardi Putra, mengatakan angin kencang seperti ini sudah biasa terjadi setiap setahun sekali.
“Kalau orang Jawa, khususnya Magetan ini dikenal dengan mongso Pitu ( bulan ke 7 biasanya terjadi pada bulan Desember yaitu puncak musim penghujan yang akan beralih ke musim kemarau. Ini sudah biasa setiap tahunya mas," ucap Prima.
Namun demikian, warga tetap diimbau waspada dan lebih berhati-hati. Terutama bagi warga yang rumahnya di bawah pohon. Biasanya kondisi angin kencang akan berakhir dalam jangka waktu 3 hari.
“Kalau pohon ada puluhan mas yang roboh cuman kecil-kecil, kan ini telaga dikelilingi hutan. Tapi Alhamdulillah nya tidak ada korban sehingga seluruh wahana wisata yang ada di Plaosan ini tetap dibuka," tutup Prima. (Men/ree)
Load more