Ia menyebut, modus baru soceng yang sedang marak digunakan dengan meminta data pribadi antara lain, meminta korban menyebutkan PIN atau Password, melakukan komunikasi yang bertujuan menipu, dan mengatasnamakan pegawai bank.
"Modus yang dilakukan biasanya memberikan info perubahan tarif transfer bank, tawaran menjadi nasabah prioritas, layanan konsumen palsu, atau juga tawaran menjadi agen Laku Pandai," ungkapnya.
"Termasuk juga harus menggunakan jaringan internet yang aman atau pribadi saat melakukan transaksi keuangan. Karena jika menggunakan jaringan wifi, akan mudah diakses oleh hacker, sehingga data kita mudah diretas atau dibajak," bebernya.
Niken Dyah Pristanti mengemukakan, dilihat dari sisi demografi, populasi masyarakat Indonesia didominasi generasi Y, Z dan Post Z yang notebene usia produktif. Usia ini keingintahuannya sangat tinggi dan lebih banyak mengakses Internet.
"Oleh karena itu, sudah saatnya kita harus memproteksi diri kita untuk membuka wawasan lebih luas lagi bagaimana mengantisipasi kejahatan yang berpeluang terjadi di era digital," ucapnya. (sss/hen)
Load more